P2SDM IPB University dan ICMI Perkuat Kapasitas Leadership
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM) IPB University bersama Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwilsus Bogor menyelenggarakan kegiatan National Leadership Camp (NLC) Angkatan 1. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan para pengurus ICMI. Sesi pertama (1/10) dilaksanakan di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor.
Sekretaris P2SDM IPB University, Warcito menyampaikan bahwa ICMI sebagai bagian dari komponen bangsa, harus terlibat dan menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan zaman yang ada seperti krisis pangan, krisis iklim, dan revolusi digital.
“NLC merupakan wahana untuk menjalin konsolidasi dan konsiliasi jajaran kepengurusan ICMI. Pasca-NLC ini diharapkan kinerja organisasi ICMI semakin membaik dan berkualitas dalam berkiprah dan menunaikan tugas-tugas kecendekiawanan yang bermakna bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berkemajuan dan berperadaban,” tutur Warcito yang juga ketua pelaksana kegiatan.
Senada dengan itu, Ketua Umum ICMI Orwilsus Bogor, Dr Aceng Hidayat, di tempat terpisah menyampaikan pentingnya pelaksanaan kegiatan ini. “NLC bertujuan meningkatkan pengetahuan peserta tentang khitah ICMI dalam bingkai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, menegaskan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan iman-taqwa (imtaq) sebagai arah perjuangan ICMI, serta strategi dan taktik ICMI hari ini dan masa datang,” ujar pria yang sehari-hari menjabat sebagai Dekan Sekolah Vokasi IPB University ini.
Selain itu, NLC juga melatih para peserta dalam menyusun model manajemen dan kepemimpinan Islam di tengah era disrupsi dan tantangan global. “Kita berharap materi-materi kepemimpinan dan pembahasan terkait kondisi aktual yang terjadi saat ini, nantinya bisa menjadi bahan diskusi dalam NLC ini. Peserta akan mendapatkan materi dari para pakar di bidangnya,” tambah Dr Aceng.
Kegiatan NLC ini diikuti oleh peserta dari jajaran pengurus Orwilsus Bogor, Orda dan Orsat se-Bogor Raya, serta Badan Otonom seperti Alissa Khadijah dan Pemuda ICMI.
Peserta nantinya akan diberikan tugas untuk membedah kasus pada setiap sesi dan akan dibahas pada sesi berikutnya. Hal itu dilakukan agar para peserta langsung mengimplementasikan materinya dengan membedah kasus terkait, sehingga dapat lebih peka, kritis dan solutif pada setiap persoalan yang berkembang.
“Kita akan memberikan tugas di setiap sesi dan akan dibahas pada sesi-sesi berikutnya. Tugas ini sifatnya deskriptif, naratif dan kolaboratif antarpeserta,” ungkap Warcito. (*/Rz)