Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University Isi Program Sekolah Lapang di Desa Rawa Panjang dengan Penanganan Stunting
Sekolah Vokasi (SV) IPB University melalui program Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Magang MBKM) ikut serta dalam mengisi kegiatan Sekolah Lapang (SL) Stunting bersama Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Wilayah IX Cibinong dengan materi Pembuatan Irigasi Tetes Sederhana Pemanfaatan Air secara Efektif pada Musim Kemarau.
Sekolah Lapang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta SL, khususnya Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor.
Agi Juan Ardiansyah, perwakilan mahasiswa yang menjadi narasumber mengatakan bahwa pembuatan irigasi tetes dengan menggunakan rangkaian sederhana ini dapat membantu dan mengatasi masalah air di musim kemarau terutama di daerah pinggiran perkotaan yang ingin bertani di pekarangan rumahnya.
“Pelaksanaan kegiatan meliputi pemaparan teori dan juga demonstrasi cara pembuatan sistem irigasi tetes sederhana. Irigasi tetes sederhana yang dibuat berbahan dasar galon bekas, selang aerator dan kapas,” ujar Zaenal, narasumber lainnya.
Lanjutnya Zaenal, penggunaan irigasi tetes sederhana diharapkan dapat menjadi solusi ketika musim kemarau datang karena prinsipnya pemberian air dengan cara menggunakan irigasi tetes diperlukan sebagai efisiensi penggunaan air sehingga dapat mengurangi kehilangan air yang dirasa cepat akibat penguapan karena suhu yang tinggi.
Muhammad Iqbal Nurulhaq selaku Ketua Program Studi (Kaprodi) Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian menyatakan bahwa penggunaan irigasi tetes merupakan solusi nyata untuk menghadapi dampak kemarau panjang yang sedang melanda Indonesia. Dalam kesempatan yang berbeda,
Tri Budiarto, salah satu dosen pembimbing mahasiswa yang merupakan lulusan SV IPB University mengutarakan bahwa kegiatan mahasiswa tersebut merupakan salah satu implementasi kegiatan MBKM yang diharapkan secara nyata memberikan dampak positif bagi masyarakat pedesaan khususnya petani.
“Membuat irigasi tetes dengan menggunakan rangkaian yang sederhana dan memanfaatkan botol bekas diharapkan bisa memberikan beberapa manfaat bagi ibu-ibu KWT. Selain bisa menghemat air dan mengurangi tenaga penyiraman juga bisa me-“reuse” botol bekas sehingga bisa mengurangi sampah,” ujar Selvia, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Rawa Panjang. (*/Lp)