Inovasi Mahasiswa IPB University untuk Masa Depan Anak Didik Pemasyarakatan

Inovasi Mahasiswa IPB University untuk Masa Depan Anak Didik Pemasyarakatan

Inovasi Mahasiswa IPB University untuk Masa Depan Anak Didik Pemasyarakatan
Student Insight

Empat mahasiswa IPB University menginisiasi program orientasi masa depan bagi anak-anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta. Program ini bertujuan untuk membentuk orientasi masa depan Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) berbasis fishpreneurship dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan Technical and Vocational Education Training (TVET). Inisiatif ini melibatkan langkah-langkah berempati berpikir, berempati, bertindak yang diterapkan di LPKA Kelas II Jakarta.

Wirayudha Erlangga Prayoga, ketua tim menjelaskan, program yang dijalankan dinamai Save The Andikpas. Sesuai dengan namanya, katanya, program ini diadakan dengan maksud melindungi hak-hak pendidikan Andikpas selama masa pembinaan di LPKA.

“Hal ini diharapkan dapat membantu Andikpas dalam membentuk orientasi masa depan sehingga kedepannya Andikpas dapat memiliki keterampilan dan tidak mengulangi tindak kesalahanya,” kata Wirayudha Erlangga Prayoga, mahasiswa IPB University dari Departemen Matematika.

Ia juga menjelaskan, Andikpas diajak untuk memperoleh pemahaman tentang makna hidup, prinsip utama, dan mengembangkan keterampilan dalam mengatasi tantangan. Dengan demikian, kelak Andikpas dapat terbentuk kepribadian dan masa depan yang lebih positif.

Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Masyarakat, Save The beranggotakan Tendri Sahlah Aurina, Tita Putri Redytadevi dan Reihan Randyka di bawah bimbingan Dr Yusalina. Program mulai dilaksanakan dari tanggal 27 Juli hingga 30 September 2023 secara luring.

Wirayudha Erlangga mengungkapkan, pendidikan keterampilan berbasis TVET berfokus pada pendekatan pembelajaran yang memperhatikan sasaran, tujuan, dan kompetensi yang jelas. Pendekatan yang diterapkan juga mampu mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) ke empat terkait pendidikan berkualitas. Ia menyebut, Andikpas tetap dapat mengakses pendidikan yang gratis, setara, dan mengarah pada orientasi masa depan meskipun berada di LPKA Kelas II Jakarta.

“Metode pendidikan TVET dengan fokus fishpreneurship yang diterapkan di LPKA Kelas II Jakarta, diharapkan mendapatkan dukungan penuh dan dapat diadopsi oleh LPKA Kelas II Jakarta guna meningkatkan kemampuan para Andikpas selama masa pembinaan dan setelah mereka kembali menjadi individu yang lebih baik,” ungkapnya.

Wira juga menyebut bahwa anak-anak yang terlibat tindak pidana dalam rentang usia 14-18 tahun memiliki hak dan potensi masa depan yang setara dengan anak-anak lainnya sebagai pewaris cita-cita bangsa.

Pelaksanaan kegiatan sosialisasi program dan pre-test dalam rangka pengabdian kepada masyarakat tersebut didukung oleh pembina LPKA Kelas II Jakarta.

“Sebagai mitra dalam program Save The Andikpas, kami sebagai pembina akan berperan aktif dalam mendukung suksesnya pelaksanaan proyek pengabdian ini. Komitmen kami terletak pada pengembangan sistem pendidikan keterampilan yang komprehensif untuk menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik,” kata Eka selaku Kepala Sub Seksi Pendidikan dan Bimbingan Kemasyarakatan LPKA Kelas II Jakarta.

Ia melanjutkan, pendekatan pendidikan TVET yang kami terapkan berbasis pada konsep fishprenuership, dengan tujuan untuk mempersiapkan Andikpas memiliki keterampilan budidaya perikanan guna orientasi masa depan.

Dalam sambutannya, Eka menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat baik untuk dilaksanakan karena akan membantu pembina untuk mengoptimalkan sumber daya lahan LPKA untuk proses pendidikan keterampilan Andikpas.