Implementasi Kedaireka, Departemen PSP IPB University Sosialisasi ‘SAGARA’, Baterai Tenaga Air Laut ke Nelayan Palabuhanratu

Implementasi Kedaireka, Departemen PSP IPB University Sosialisasi ‘SAGARA’, Baterai Tenaga Air Laut ke Nelayan Palabuhanratu

Implementasi Kedaireka, Departemen PSP IPB University Sosialisasi ‘SAGARA’, Baterai Tenaga Air Laut ke Nelayan Palabuhanratu
Riset

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) melakukan pengembangan teknologi baterai tenaga air laut dan lampu pemikat ikan di teluk Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan implementasi program Matching Fund Kedaireka 2023.

Teknologi ini diberi nama SAGARA ‘Seawater Energy Utilization for Coastal Community’. Teknologi ini akan dipadukan dengan sistem otomatisasi untuk meningkatkan kemudahan pengoperasiannya. SAGARA juga dilengkapi dengan alat semacam powerbank yang difungsikan untuk penyimpanan energi listrik.

Tim peneliti kegiatan ini antara lain Dr Sugeng Hari Wisudo, Prof Mohammad Imron, Dr Firdaus Basbeth dan Shidiq Lanang Prasetiyo, SPi MSi. Sementara tim dari mitra adalah Ir Benno Kunto Pradekso, MSc dan Oktanto Dedi Winarko ST MEng dan dari pakar adalah Prof Mulyono.

“Teknologi ini memanfaatkan air laut sebagai sumber tenaga untuk menghidupkan lampu pemikat ikan pada alat tangkap bagan. Inovasi ini diharapkan menjadi solusi ketergantungan nelayan pada bahan bakar minyak (BBM) untuk kegiatan operasional perikanan bagan,” ucap Dr Sugeng Hari Wisudo selaku ketua tim program Kedaireka.

“Semoga dengan adanya pelatihan dan uji baterai air laut di Palabuhanratu ini dapat memberikan pandangan baru bagi masyarakat bahwa selain BBM, energi juga dapat diperoleh dari air laut,” sambungnya.

Berdasarkan uji coba yang dilakukan pada Jumat (22/9), enam cell baterai yang diuji berfungsi sesuai harapan dan mampu menyalakan dua jenis warna lampu bersamaan selama 2-3 jam. Nelayan bagan Palabuhanratu juga mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan pembuatan baterai air laut, sehingga mereka dapat secara mandiri mengoperasikan perangkat tersebut.

Selain itu, sebut Dr Sugeng, teknologi ini nantinya akan dilengkapi dengan sistem penyimpanan daya yang dihasilkan dari baterai air laut. Lampu pemikat ikan juga sedang dalam pengembangan sistem agar warna cahayanya dapat diatur menggunakan remote control.

“Rencananya penelitian baterai air laut akan dilakukan di dua tempat, di teluk Palabuhanratu, Sukabumi dan Karangantu, Serang Banten. Diharapkan pada bulan Desember 2023, teknologi dengan energi baru terbarukan SAGARA ini siap digunakan oleh nelayan,” harapnya. (*/Rz)