Dua Pakar UNSW Paparkan Perhitungan Neraca Sumber Daya Kelautan di IPB University
Perhitungan neraca sumber daya kelautan saat ini menjadi tonggak dalam pembangunan nasional. Hasil perhitungan tersebut akan memberikan informasi terhadap pembangunan berkelanjutan, memberikan manfaat bagi lingkungan dan stabilitas ekonomi jangka panjang.
Menjawab tantangan tersebut, Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan (SPL), Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University menggelar kuliah umum: ‘Ecosystem Accounting for The Ocean: State, Trends and Challenges within Monetary Valuation’. Hadir dua pembicara dari University of New South Wales (UNSW), Dr Jordan Gacutan dan Maria Alarcon Blazquez.
“Neraca sumber daya hendaknya dihitung untuk mendapatkan tujuan dan target pembangunan kelautan nasional yang diimplementasikan dalam kerangka perencanaan ruang laut, kawasan konservasi laut dan ekonomi biru. Untuk itu, pemerintah dapat menentukan indikator capaian pembangunan,” ujar Dr Jordan saat menjelaskan kerangka dan konsep neraca sumber daya.
Dalam kesempatan ini, ia juga menyampaikan kasus-kasus yang ada di beberapa negara, termasuk bagaimana status di Indonesia saat ini, baik di level nasional maupun di level tapak seperti di Gili Matra, Nusa Tenggara Barat.
Maria, narasumber lainnya turut memperkuat penjelasan dengan mengurai bagaimana penilaian moneter atas jasa ekosistem. Ia menyampaikan beberapa metode yang bisa digunakan dalam menghitung neraca sumber daya, salah satunya cost of quota/permit fees.
“Metode lain yang dapat digunakan antara lain market price, adjusted, hedonic pricing, travel expenditure dan replacement cost. Berbagai metode tersebut tentunya perlu disesuaikan dengan tujuan, data dan kapasitas yang dimiliki,” tambahnya.
Diskusi juga dilakukan secara langsung antara mahasiswa dan pembicara. Forum melihat bahwa di dunia saat ini sangat penting untuk memahami ekosistem pesisir dan laut. Ekosistem memberikan ‘jasa ekosistem’ yang penting untuk manusia, seperti penyediaan pangan, rekreasi, pengaturan iklim, perlindungan pantai dan lain-lain yang semuanya merupakan bagian dari modal alam.
Meskipun demikian, ekosistem pesisir dan laut mengalami penurunan kondisi yang cepat, baik akibat polusi, penangkapan ikan berlebihan, perubahan iklim dan perusakan habitat. Hal ini juga dapat menyebabkan kegagalan dalam menilai modal sumber daya alam (SDA) secara tepat, termasuk dalam proses pengambilan keputusan.
Pengukuran dan pengelolaan SDA sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan. Pengukuran tersebut juga sebagai dasar pemerintah dalam mengambil keputusan yang tepat mengenai pengembangan dan pengelolaan SDA serta dampak kegiatan ekonomi terhadap lingkungan.
Natural Capital Accounting (NCA) memberikan kerangka kerja yang diperlukan untuk tujuan tersebut. Penilaian moneter dapat membantu mencapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian ekologi. Pendekatan ini memungkinkan integrasi pertimbangan lingkungan ke dalam keputusan bisnis dan kebijakan, yang pada akhirnya mendorong praktik berkelanjutan.
“Semoga mahasiswa bisa mendapatkan pembelajaran dan pengalaman baru dari kegiatan kuliah umum ini. Dan, ke depan mereka bisa membangun jejaring dengan dua pembicara dari UNSW yang hadir,” ujar Ketua Departemen MSP IPB University, Prof Hefni Effendi di akhir kegiatan. (*/Rz)