DSVK Guest Lecture: Hutan Lestari, Masyarakat Sejahtera

DSVK Guest Lecture: Hutan Lestari, Masyarakat Sejahtera

DSVK Guest Lecture: Hutan Lestari, Masyarakat Sejahtera
Berita

Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) menggelar DSVK Guest Lecture. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan praktisi mengajar program Matching Fund (Kedaireka) tahun 2023 antara Fahutan IPB University dan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.

Program Matching Fund Kedaireka tersebut dicanangkan guna mempercepat rehabilitasi lahan kritis melalui pendekatan partisipatif di Kabupaten Bogor. Program ini diketuai oleh Dr Adisti PP Hartoyo, dosen IPB University dari Departemen Silvikultur.

Tak kurang dari 109 peserta menghadiri acara Guest Lecture yang bertema ‘Hutan Lestari, Masyarakat Sejahtera’ ini. Sejumlah narasumber yang hadir antara lain Nia Rachmawati, SHut, MSi (Analis Hasil Hutan, Cabang Dinas Kehutanan Wilayah I), Basir Baesuni, SPd (Kader Konservasi Alam), dan Obay Subarnas, SSI (Direktur Ada Jamur, CV Azzam Agro Globalindo).

“Materi yang disampaikan narasumber menjadi salah satu pelajaran baru bagi mahasiswa untuk memahami prospek kesejahteraan masyarakat melalui kelestarian hutan. Peserta mempelajari program pendukung kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat yang dilaksanakan oleh Cabang Dinas Kehutanan Wilayah I,” ungkap Dr Adisti.

Beberapa program yang dilaksanakan yaitu program pengelolaan hutan dan program petani milenial. Peserta juga mempelajari mengenai peran kader konservasi alam dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Kader konservasi alam melaksanakan beberapa kegiatan di antaranya koordinasi dengan pihak terkait, pemberian materi konservasi kepada berbagai sekolah, penyuluhan kepada masyarakat. Para kader juga berperan dalam perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) serta pemberdayaan masyarakat.

Adapun program petani milenial dinilai mendukung usaha budi daya jamur. Adanya usaha budi daya jamur berdampak positif bagi masyarakat di antaranya penyerapan tenaga kerja, menjadi role model usaha di pedesaan, membuka ruang usaha untuk bermitra, dan menjadi contoh berani berwirausaha.

“Harapan kami sebagai kader konservasi agar generasi muda dan para petani milenial untuk ikut melaksanakan kegiatan-kegiatan konservasi,” ucap Basir Baesuni, salah satu pemateri.

Salah satu peserta acara, Anisa, mengaku mendapatkan ilmu untuk memahami komposisi baglog jamur yang baik untuk memaksimalkan pertumbuhan jamur. (*/Rz)