Departemen PSP IPB University Inisiasi Kolaborasi Internasional Atasi Praktik Illegal Fishing

Departemen PSP IPB University Inisiasi Kolaborasi Internasional Atasi Praktik Illegal Fishing

Departemen PSP IPB University Inisiasi Kolaborasi Internasional Atasi Praktik Illegal Fishing
Berita

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, (FPIK) IPB University melaksanakan kegiatan International Collaboration for Rebuilding Fisheries to Prevent Illegal Unreported Unregulated (IUU) Fishing. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kerja sama dengan mitra luar negeri dan berdiskusi bersama untuk mencari solusi terhadap isu IUU Fishing yang terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia.

Dosen Departemen PSP IPB University, Dr Azbas Taurusman menjelaskan materi tentang status perikanan global dan level pemanfaatan sumber daya ikan (SDI) di seluruh Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI). Ia juga menyampaikan materi pengantar tentang aspek manajemen dalam rebuilding stock.

“Manajemen dalam rebuilding stock dapat diwujudkan dalam beberapa pendekatan seperti aspek teknik, input-output control, ecosystem modification (restocking) dan aspek sosial ekonomi. Aspek teknik meliputi modifikasi alat tangkap dan kontrol terhadap dampak alat tangkap terhadap habitat, sedangkan input-output control meliputi aspek hasil tangkapan ikan dan upaya penangkapan,” jelasnya.

Dr Azbas juga menyampaikan beberapa topik riset kerja sama dan peluang kolaborasi internasional yang dapat dilakukan antara Departemen PSP IPB University dan mitra. Peluang kerja sama tersebut seperti teknologi, paten, kebijakan, materi pembelajaran dan publikasi.

Selanjutnya, sesi diskusi bersama mitra membahas tentang perikanan di wilayah Maluku (WPP 715) dan Jawa Timur (WPP 712) yang belum optimal pengelolaannya. Kondisi tersebut karena minimnya data/informasi dan masih maraknya illegal fishing menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan. Peserta diskusi juga membahas tentang status perikanan tangkap juga perlunya pendekatan dan peningkatan stok assessment. Hal penting lainnya adalah lisensi bagi nelayan dan estimasi stok, mengingat ada beberapa stok ikan di lokasi yang sudah overexploited.

Dalam kesempatan itu, Prof Neil Lonergan dari Murdoch University, Australia menjelaskan tentang ecosystem impact dari kegiatan IUU Fishing. Informasi tentang estimasi penangkapan SDI dan jumlah tangkapan bycatch sangat diperlukan karena akan berdampak dalam lingkup komersialnya.

Kolaborasi internasional yang dilaksanakan Departemen PSP IPB University memberi banyak peluang kerja sama, salah satunya capacity building untuk peneliti, praktisi dan lembaga nirlaba. Tak hanya itu, peluang lain seperti riset terkait sosial ekonomi dan isu politik, dampak manajemen penangkapan ikan terukur, antropologi dari desain kapal perikanan berbasis desain lokal kian terbuka.

Rencana ke depan, akan disusun draf term of reference (TOR) kolaborasi dengan membentuk small working group, juga dirancang formal memorandum of understanding (MoU) dengan Departemen PSP IPB University dan draf pembahasan lanjutan terkait kebijakan penangkapan ikan terukur. Seluruh peserta pun sepakat untuk membuat grup diskusi bersama untuk pembahasan lebih lanjut. Selanjutnya akan diadakan forum diskusi internasional bersama kedua terkait smart technology dengan Expert Anraku Sensei dari Jepang. (*/Rz)