BPRS Botani IPB Raih Penghargaan Kinerja Keuangan Terbaik dari Infobank
PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Botani Bina Rahmah atau BPRS Botani IPB meraih penghargaan Infobank Sharia Recognition 2023 dengan kinerja keuangan terbaik untuk kategori BPRS beraset Rp 100 miliar sampai dengan Rp 250 miliar pada Islamic Business Forum (IBF) 2023 yang berlangsung di Hotel Kempinski, Jakarta, pada Rabu (27/9).
Penghargaan ini merupakan yang kedua kalinya bagi BPRS Botani Bina Rahmah setelah tahun lalu meraih penghargaan yang sama. Namun tahun ini penghargaan tersebut didapatkan pada kategori nilai aset yang lebih besar.
Pada IBS 2023 terdapat 34 BUMN dan 116 institusi keuangan syariah terbaik di tahun ini. Sebanyak 116 institusi keuangan syariah tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa klaster yaitu Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), BPRS dan Asuransi Syariah.
Direktur Utama BPRS Botani, Abdillah Jetha Putra menerima penghargaan didampingi oleh Dr Naufal Mahfudz, Direktur PT Bogor Life Science and Technology (BLST) Holding Company IPB University yang juga perwakilan pemegang saham pengendali. Turut hadir Ahmad Mukhlis Yusuf, Komisaris Independen PT BLST dan Budy Sutra Darmawan, Direktur Operasional BPRS Botani.
“Penghargaan ini tentu harus menjadi penyemangat dan memotivasi seluruh jajaran manajemen dan karyawan BPRS Botani dari level paling atas hingga level paling bawah untuk terus bertransformasi menjadi BPRS yang modern dan mampu beradaptasi pada setiap perubahan,” kata Dr Naufal selepas menerima penghargaan itu.
Sementara Ahmad Mukhlis menyampaikan bahwa penghargaan ini merupakan komitmen manajemen dan seluruh karyawan BPRS Botani untuk memenuhi harapan para pemangku kepentingan, investor, dan nasabah terutama dalam penguatan ekonomi syariah. Penghargaan ini menyemangati seluruh jajaran untuk memenuhi amanah.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo dalam sambutan pembukaan di acara IBF 2023 mengatakan, penerapan governance, risk and compliance bukan hanya berdampak positif pada ekosistem secara umum, melainkan juga memberikan keuntungan tersendiri bagi lembaga keuangan yang menjalankannya. Kegagalan untuk menjalankan aspek kepatuhan akan menyebabkan lembaga keuangan terkena denda dan konsekuensi hukum.
Sementara itu, Bambang Widjanarko, Deputi Komisioner Pengawas Bank Pemerintah dan Syariah Otoritas Jasa Keuangan dalam sambutan kuncinya menyampaikan, sebagai negara terkemuka di dunia dalam bidang keuangan dan perbankan syariah, Indonesia perlu terus melakukan transformasi untuk meningkatkan ketahanan dan daya saing. (*/Rz)