BEM KM IPB University dan Awardee LPDP Sekolah Pascasarjana IPB University Gelar Proyek Sosial Pencegahan Stunting di Desa Benteng, Bogor

BEM KM IPB University dan Awardee LPDP Sekolah Pascasarjana IPB University Gelar Proyek Sosial Pencegahan Stunting di Desa Benteng, Bogor

BEM KM IPB University dan Awardee LPDP Sekolah Pascasarjana IPB University Gelar Proyek Sosial Pencegahan Stunting di Desa Benteng, Bogor
Berita

Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) dan Awardee Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University mengadakan proyek sosial bersama terkait pencegahan stunting. Program yang dinamai Being People dan Awardee Mengabdi (Beople X Abdi) 2023 ini mengusung tema ‘Empower Good Health for The Next Generation of Superior National’.

Dikemas dengan sosialisasi dan demonstrasi pengolahan pangan fungsional, acara dihadiri oleh 31 peserta yang terdiri dari ibu-ibu hamil dan yang mempunyai balita. Kegiatan diselenggarakan di Kampung Gunung Leutik, Desa Benteng, Kabupaten Bogor.

Hadir sebagai narasumber Dr Anton Apriyantono, Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Bersatu periode 2004-2009 bersama Dr Tin Herawati, Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University. Sosialisasi ini juga dihadiri perwakilan PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan Yayasan Perintis Pendidik Nusa.

Muhammad Akhyarus Sholih, Wakil Presiden BEM KM IPB University menyampaikan bahwa kegiatan Beople X Abdi 2023 merupakan salah satu kewajiban mahasiswa yang tertera dalam tri dharma perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat.

“Isu stunting yang masih menjadi problem bangsa perlu segera ditindaklanjuti secara nyata bagaimana penyelesaian dan pencegahannya. Kegiatan ini turut menghadirkan berbagai pihak untuk bersama terlibat dalam pembangunan masyarakat yang berkelanjutan,” ujarnya.

Setiadi M Noor, Wakil Koordinator Awardee LPDP SPs IPB University menjelaskan, kegiatan Beople X Abdi diawali dengan survei secara door to door untuk mendata ibu hamil dan yang memiliki bayi berusia di bawah dua tahun. Selanjutnya, kegiatan berupa sosialisasi dan demonstrasi pengolahan pangan fungsional.

“Masyarakat sekitar sangat antusias dan memiliki kemauan serta kesadaran akan pentingnya pola asuh dan asupan gizi untuk perkembangan anak agar optimal,” jelasnya.

Ario Ilham selaku ketua panitia mengharapkan kegiatan ini mampu mengubah cara pandang orang tua dalam hal kesehatan anak dan pengetahuan pola asuh agar perkembangan anak dapat lebih baik. “Kegiatan ini mampu menjadi langkah awal untuk masyarakat sekitar peduli perkembangan pola asuh anak yang lebih optimal,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa stunting merupakan persoalan bersama yang disebabkan oleh asupan gizi kurang baik. Memperhatikan gizi mulai dari masa persiapan kehamilan, hamil, masa menyusui air susu ibu (ASI) dan makanan pendamping ASI (MPASI) pada bayi menjelang usia dua tahun merupakan hal yang harus menjadi perhatian bersama dalam upaya penanggulangan masalah stunting.

“Generasi yang sehat tentu akan menjadi tonggak kemajuan suatu peradaban bangsa di masa depan. Karena itu, pemerintah, akademisi maupun masyarakat harus saling bersinergi dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia melalui edukasi kaitannya dengan pola asuh dan asupan makanan yang bergizi, terutama untuk mencegah terjadinya masalah stunting,” imbuhnya.

Sementara itu, Arfan Damari Ketua Yayasan Perintis Pendidik Nusa mengharapkan aplikasi pengetahuan tentang gizi dan stunting dapat semakin baik di masyarakat Desa Benteng, Bogor. Menurutnya, pentingnya gizi dan ancaman stunting pada anak dapat diimplementasikan dengan aplikasi pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa IPB University yang telah melaksanakan kegiatan ini. Semoga menjadi amal kebaikan bagi semua pihak yang terlibat,” ujarnya. (HBL/Rz).