Uni Konservasi Fauna Menelisik Biodiversitas Kapatcol, Raja Ampat

Uni Konservasi Fauna Menelisik Biodiversitas Kapatcol, Raja Ampat

Uni Konservasi Fauna Menelisik Biodiversitas Kapatcol, Raja Ampat
Berita

Uni Konservasi Fauna (UKF) melakukan survei keanekaragaman hayati di Kampung Kapatcol, Cagar Alam Pulau Misool, Raja Ampat. Kegiatan berlangsung dari tanggal 27 Juli hingga 19 Agustus. Ekspedisi Bentang Suralaya ini, bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman flora dan fauna serta budaya sasi laut.

Kevin, mahasiswa IPB University sekaligus ketua pelaksana, mengatakan terdapat beberapa agenda yang dilakukan selama ekspedisi. Kegiatan tersebut adalah survei keanekaragaman hayati, belajar budaya, dan berkontribusi pada pendidikan.

“Kegiatan ini menjadi pengalaman berharga bagi kami, karena dapat melihat secara langsung kondisi biodiversitas, budaya, dan juga kami berusaha berkontribusi pada berkembangnya pendidikan di tanah Papua, khususnya di Kampung Kapatcol,” ujar Kevin, Ketua Pelaksana Ekspedisi Bentang Suralaya.

Sementara, Fauzia Haini, mahasiswi IPB University dan salah satu ekspeditor, menjelaskan bahwa kegiatan ini terdiri dari survei biodiversitas berupa pengamatan satwa dan analisis vegetasi, pendidikan konservasi di sekolah dasar, serta kajian sasi laut. Ia melanjutkan, pengamatan satwa dilakukan pada taksa mamalia, herpetofauna, dan burung.

“Pengamatan dilakukan dengan membagi lokasi pengamatan menjadi dua, yaitu hutan dan pemukiman. Setiap lokasi terdiri dari dua garis transek pengamatan. Masing-masing transek menggambarkan tipe vegetasi yang berbeda, misalnya di hutan, transek mewakili hutan dataran rendah dan riparian,” jelasnya.

Fauzia mengatakan, rangkaian kegiatan selanjutnya, yaitu pendidikan konservasi di SDN 20 Kampung Kapatcol. Kegiatan pendidikan konservasi dikemas semenarik mungkin untuk menghasilkan proses belajar yang menyenangkan.

“Pendidikan konservasi di sekolah ini dilaksanakan selama dua hari. Para siswa dikenalkan dengan ekosistem satwa di sekitar mereka dengan metode pembelajaran, seperti drama, diajak pengamatan langsung, menggambar, dan menulis,” jelas Fauzia.

Mahasiswi IPB University itu menerangkan, para siswa diharapkan dapat mengetahui bahwa lokasi tempat tinggal mereka merupakan kawasan konservasi yang harus dijaga bersama.

Dari sisi budaya, kata Fauzia, masyarakat Kapatcol memiliki tradisi yang yang menerapkan prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan lingkungan, yaitu sasi laut. Tradisi ini menjadi kontrol agar masyarakat mampu memanfaatkan potensi laut tanpa melakukan eksploitasi besar-besaran. Kegiatan ini dikelola bersama oleh masyarakat adat dan pihak gereja dan dijalankan turun-temurun hingga sekarang. (*/ra)