TNC IPB University Gelar Kenduri Tani 2023, Ruang Dialog Petani dan Nelayan dengan Akademisi dan Pemerintah

TNC IPB University Gelar Kenduri Tani 2023, Ruang Dialog Petani dan Nelayan dengan Akademisi dan Pemerintah

TNC IPB University Gelar Kenduri Tani 2023, Ruang Dialog Petani dan Nelayan dengan Akademisi dan Pemerintah
Berita

Dalam rangka menyemarakkan Dies Natalis ke-60 IPB University dan Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September 2023, Tani Nelayan Center (TNC) IPB University menyelenggarakan Kenduri Tani. Kegiatan ini didukung oleh Gerakan Petani Nusantara (GPN) dan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP).

Kenduri Tani 2023 diikuti lebih dari 250 perwakilan petani dan nelayan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Pada puncak acara, TNC IPB University juga mengundang petani lingkar kampus.

Kepala TNC IPB University, Prof Hermanu Triwidodo menjelaskan Kenduri Tani merupakan kegiatan bertemunya petani dan nelayan dengan akademisi serta pihak lainnya seperti perwakilan pemerintah. Melalui kegiatan ini para petani dan nelayan dapat menyampaikan gagasannya dan mengungkapkan problematika yang terjadi di lapangan.

“Ruang dialog ini menjadi penting untuk terus ditumbuhkan karena petani dan nelayan perlu terus ada untuk menyangga tegaknya bangsa ini. Jika mereka mati, kita juga akan mati. Oleh karenanya, TNC IPB University dan organisasi pendukung melalui kegiatan ini mengajak semua pihak untuk menjaga, memerdekakan, dan memuliakan petani dan nelayan,” kata Prof Hermanu (24/9).

Prof Hermanu berharap Kenduri Tani dapat menyambung keperluan petani dan nelayan serta menjadi saluran yang saling terhubung antara mereka dengan peneliti dan akademisi, sehingga melahirkan kerja kolektif yang dapat mendorong perbaikan di sektor pertanian dan perikanan.

“Dengan semangat Hari Tani Nasional, kami berharap petani, nelayan, dan akademisi bisa berjalan bersama saling menguatkan, saling mengukuhkan, sehingga cita-cita lahirnya petani yang merdeka, berdaulat, dan mulia bisa terwujud segera,” pungkasnya.

Petani dari Gunung Kidul, Suparjiyem bersyukur dapat mengikuti Kenduri Tani 2023. Pengalaman-pengalaman petani maupun nelayan dari berbagai daerah menjadi bekal untuk ditularkan kembali ke petani-petani di kelompoknya.

Selain itu, melalui kegiatan ini ia juga merasa senang karena bisa menyampaikan curahan hati kepada akademisi maupun wakil pemerintah. Menurutnya, petani jarang menyampaikan keluh kesah secara langsung. Padahal petani berjuang terus di lahan setiap hari dengan dihadapkan berbagai persoalan yang ada. Mulai dari langkanya pupuk, hama penyakit semakin banyak, sampai harga yang tidak menguntungkan petani.

“Petani perlu dukungan supaya terus bisa berproduksi dan memberikan makan masyarakat Indonesia,” katanya.

Hal serupa disampaikan Syarif, nelayan dari Pelabuhanratu, Sukabumi. Ia menyebut, kehidupan nelayan sama dengan petani yang masih jauh dari kata sejahtera. Berbagai kendala harus nelayan hadapi, mulai dari keterbatasan alat tangkap, dampak perubahan iklim, keterbatasan teknologi, hingga harga jual yang rendah. Oleh karenanya, nelayan menginginkan perubahan yang berarti dalam kehidupannya. Jika tidak, nelayan dan juga petani lama-lama akan hilang.

“Pada siapa kami harus mengadu, karena tiap waktu kami merasa tidak ada perubahan. Kalau begini terus, saya khawatir tidak ada lagi petani atau nelayan, sebab anak muda tidak ada yang mau lagi. Melihat kehidupan orang tuanya yang miskin, mereka tidak mau. Kenduri Tani ini kami merasa menjadi kesempatan bagi kami untuk bersuara. Semoga saja ada perubahan ke depannya,” ungkap Syarif.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Prof Nunung Nuryartono mengatakan bahwa kesejahteraan petani dan nelayan harus diperhatikan. Menurutnya, apa yang didiskusikan dan disampaikan para petani dan nelayan di kegiatan Kenduri Tani betul-betul persoalan yang terjadi di lapangan.

“Yang juga tidak kalah penting, ketika kita kembali menyadarkan bahwa memang saudara kita petani dan nelayan ini relatif masih banyak berada di kondisi di bawah. Oleh karenanya, berbagai program bisa diarahkan agar kita bisa menyasar saudara kita petani dan nelayan tanpa salah target, sehingga apa yang tadi disampaikan terkonfirmasi bagaimana semestinya kita melihat kebutuhan dari bawah itu terakomodir,” tuturnya.

Kenduri Tani 2023 yang digelar selama empat hari ini menghasilkan masukan dan rekomendasi yang disusun oleh petani dan nelayan dari berbagai daerah. Rekomendasi tersebut antara lain meliputi aspek produksi, distribusi, pemasaran, dan kelembagaan. Rekomendasi tersebut diserahkan ke pihak IPB University, perwakilan pemerintah, dan pihak lain yang berkaitan. (MHT/Rz)