Sambut Puncak Acara FBBN 2023, Rektor: IPB University Telah Kembangkan Varietas Warna Bunga Marigold Merah Putih
IPB University bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) RI menyelenggarakan kembali Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) tahun 2023. Pembukaan acara dilaksanakan di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor (22/9).
Rektor IPB University, Prof Arif Satria dalam kegiatan ini menyampaikan, IPB University telah memiliki 116 varietas untuk tanaman pangan, termasuk varietas bunga dan buah. Salah satu contohnya adalah marigold, bunga yang selama ini benihnya impor. Marigold merupakan bunga yang selalu dipakai oleh masyarakat Bali ketika upacara keagamaan.
“Untuk upacara keagamaan saja kita impor. Oleh karena itu, IPB University telah mengembangkan jenis bunga marigold dengan variasi warna merah dan putih yang telah di-launching di Bali,” ucapnya.
Lebih lanjut, Rektor menambahkan marigold memiliki banyak manfaat. Selain untuk minuman dan makanan seperti teh dan tempura, bunga marigold juga bisa digunakan sebagai hiasan.
“Peran produksi buah-buahan lokal untuk menyuplai kebutuhan pangan harus terus ditingkatkan. Kemampuan produksi lokal harus terus dijaga agar menjadi semangat petani untuk tetap memproduksi. Karena ketika impor, itu membuat petani tidak semangat untuk memproduksi. Ini berbahaya,” tambahnya.
Melalui FBBN ini, Rektor juga menyebutkan buah-buah lokal yang kini telah langka seperti menteng, semanggi atau kemang, dapat dikembangkan kembali untuk kemandirian pangan nasional.
Ketua panitia, Teguh Herlambang mengatakan FBBN diselenggarakan dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani lokal serta ajang mempromosikan keanekaragaman bunga dan buah di Nusantara. Tema yang diusung tahun ini adalah ‘Pancarkan Kekayaan Bunga dan Buah Nusantara’.
“FBBN dilaksanakan dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani lokal serta promosi keanekaragaman buah dan bunga nusantara. Kegiatan ini berfokus pada pengembangan sentra agribisnis dan pemanfaatan teknologi untuk meraih atensi masyarakat serta stakeholder guna mewujudkan revolusi oranye dalam memajukan bunga dan buah Indonesia,” terangnya.
Apresiasi disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kota Bogor, Dr Hj Syarifah Sofiah. Meski Kota Bogor bukan produsen pertanian, tetapi inovasi yang dihasilkan cukup banyak. Menurutnya, hal tersebut karena Kota Bogor memiliki IPB University dan lembaga-lembaga penelitian pertanian yang menjadikannya sebagai center of excellence dalam pengembangan pertanian.
Direktur Buah dan Florikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan,
Dr Liferdi Lukman menambahkan, posisi Indonesia kini sudah menjadi produsen buah terbesar ke-4 setelah Tiongkok, India dan Brazil. Bahkan, untuk buah manggis nomor 1 di dunia. Ia juga menyebutkan, Kementan saat ini memiliki program kampung buah dan tanaman hias agar bisa mendorong perekonomian masyarakat.
“Indonesia telah memiliki sentra alpukat dalam skala besar dengan koleksi 80 varian. Ini sangat potensial dengan pasar yang tersedia. Sementara untuk tanaman buah anggur, dapat dikembangkan di wilayah-wilayah kota yang lahan sempit. Bisa model anggur teras atau anggur tempat parkir mobil,” tuturnya. (dh/Rz)