Rektor Jabarkan Lima Agenda Strategis di Usia IPB University yang Ke-60
Rektor IPB University, Prof Arif Satria memaparkan lima agenda strategis IPB University setelah 60 tahun kampus ini berdiri dan berdigdaya. Hal tersebut disampaikannya dalam acara pembukaan Dies Natalis ke-60 IPB University di Grha Widya Wisuda, Kampus Dramaga, Bogor (1/9).
Kelima agenda tersebut adalah pertama, IPB University akan memimpin inovasi pangan dan transformasi ekonomi Indonesia sebagai middle income country agar bertumbuh cepat melalui industrialisasi agromaritim 5.0. Kedua, IPB University kelak berubah dari trendsetter nasional menjadi global growth leader di bidang agromaritim berkelanjutan inklusif.
“Ketiga, IPB University memimpin higher education global-south network untuk bertransformasi dari resource based ke inclusive innovation based sustainable development. Keempat, IPB University menyiapkan technopreneur dan sociopreneur muda penggerak transformasi perdesaan sebagai pusat pertumbuhan. Dan terakhir, IPB University akan melakukan matchmaking sistem pendidikan tinggi dengan industri agromaritim dan komunitas kreatif,” urainya saat pembukaan.
Lima agenda ini, sebut Rektor, disusun dalam upaya mewujudkan proyeksi ekonomi Indonesia tahun 2050-2075 yang diprediksi akan berada di posisi empat besar dunia setelah Amerika Serikat, Tiongkok dan India. Untuk menuju ke sana, Prof Arif menekankan penyiapan industrialisasi (reindustrialisasi) yang matang dan sistematis guna memberikan sumbangsih ekonomi nasional yang lebih tangguh.
“Kita memerlukan langkah-langkah sistematis untuk mewujudkan prediksi tersebut. Fakta hari ini, ternyata kita mengalami proses deindustrialisasi, ditunjukkan dengan penurunan kontribusi sektor industri bagi perekonomian nasional dari 21,57 persen di tahun 2013 menjadi 17,84 persen di tahun 2022,” urainya.
Karena itu, ia menyarankan konsep agromaritim 5.0 agar menjadi pilar reindustrialisasi Indonesia. Dengan menyinergikan transformasi ekonomi dan transformasi sosial, paradigma ini dinilainya akan menghasilkan pemerataan ekonomi nasional yang berbasis kekuatan sosial. “Pilihannya adalah agromaritim 5.0, karena kita mengharapkan struktur industrialisasi Indonesia ke depan memiliki struktur sosial yang sesuai dengan masyarakat yang mayoritas tenaga kerjanya bergerak di bidang pertanian,” ujarnya
Di lain sisi, tugas pokok perguruan tinggi dalam mewujudkan kerangka reindustrialisasi adalah dengan menciptakan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi unggul berbasis keberlanjutan dan 4.0. “Kita memiliki visi sebagai techno-socio entrepreneurial university yang menjadi wajah IPB University sebagai perguruan tinggi yang unggul dalam riset dan inovasi. Dan saat ini makin kuat dengan didukung kehadiran Science Techno Park (STP) IPB University,” terangnya.
Sebagai implementasi sociopreneurship, IPB University telah merangkul perdesaan melalui program pengabdian masyarakat dan inovasi sosial. Hingga kini, IPB University sudah membina 4.398 desa (5,9 persen) di Indonesia. Langkah tersebut tak lain untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kekuatan ekonomi Indonesia.
“Urgensi agromaritim menuju reindustrialisasi ini sangat penting, karena ketahanan pangan dan pengembangan agromaritim adalah kunci transformasi Indonesia. Hal ini sekaligus menjadi kekuatan ekonomi nasional dan modal Indonesia memimpin global-south,” tandasnya. (MW/Rz)