Prof Hartrisari Hardjomidjojo Urai Rekayasa Sistem Berbasis Model untuk Pengambilan Keputusan dalam Bidang Agroindustri
Menurut Prof Hartrisari Hardjomidjojo, Guru Besar IPB University dari Fakultas Teknologi Pertanian, era digital saat ini telah membawa perubahan besar pada kehidupan manusia. Situasi tersebut juga berdampak signifikan terhadap cara pengambilan keputusan, tak terkecuali pada bidang agroindustri.
“Dalam pengambilan keputusan pada bidang agroindustri diperlukan identifikasi menyeluruh terhadap semua faktor yang saling terkait dan membuat permasalahan menjadi kompleks. Dalam penyelesaian masalah yang bersifat kompleks, maka tidak mungkin masalah tersebut diselesaikan secara langsung pada operasional agroindustri,” kata dia saat Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University, Kamis (21/9).
Dijelaskan Prof Hartrisari, rekayasa sistem berbasis model (model based systems engineering/MBSE) merupakan cara yang efektif dalam membantu pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan ataupun pengembangan agroindustri. Pengkaji sistem harus memahami mekanisme yang terjadi dalam sistem dan menetapkan variabel-variabel penting yang akan diperhitungkan dalam model untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurutnya, model yang dibangun tidak akan sama persis dengan sistem sebenarnya. Semakin banyak variabel yang dimasukkan dalam model, semakin sulit untuk menjelaskan proses yang terjadi.
“Beberapa contoh model yang akan diuraikan dalam naskah orasi ini adalah model yang telah dibangun mengikuti pendekatan MBSE terkait dengan bidang agroindustri yaitu model simulasi transportasi sampah perkotaan, model spasial dinamik ketahanan pangan, model pengukuran kinerja agroindustri dan model pengukuran pelaksanaan manajemen risiko ISO 31000:2018,” papar Prof Hartrisari.
Salah satu contoh, model simulasi transportasi sampah perkotaan ditujukan untuk mengelola aliran sampah di Kota Bogor agar tidak terjadi timbunan sampah sehingga lingkungan menjadi bersih. Model transportasi sampah perkotaan merepresentasikan perilaku transportasi sampah mulai dari rumah tangga, pasar sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA) agar tidak terjadi penimbunan sampah. Hasil simulasi yang dilakukannya menunjukkan bahwa dengan jumlah armada saat ini masih menyisakan timbunan sampah yang tidak dapat terangkut.
“Tantangan utama yang dihadapi ketika mengembangkan dan menerapkan sistem berbasis model dalam bidang agroindustri yaitu, mengidentifikasi terlebih dahulu apa itu agroindustri atau industri-industri yang ada, lalu kita kelompokkan. Kemudian, kita melakukan pemahaman proses yang terjadi menggunakan 7M 1E yang meliputi, management, machine, method, material, man, money, market dan environment,” tutupnya. (Ns/Rz)