PKSPL IPB University Selenggarakan FGD Bahas Kawasan Konservasi Laut

PKSPL IPB University Selenggarakan FGD Bahas Kawasan Konservasi Laut

PKSPL IPB University Selenggarakan FGD Bahas Kawasan Konservasi Laut
Berita

Pusat Kajian Sumber Daya dan Lautan (PKSPL) IPB University menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) membahas kajian Analisis Situasi pada Target Desa Pendampingan di Kawasan Konservasi Anambas (KKA), 10/8. Kegiatan ini bekerja sama dengan Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru dan Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Dr Yonvitner, Kepala PKSPL IPB University menjelaskan, kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas kawasan konservasi (KK) bagi emerging effectivity economy masyarakat pesisir di sekitar kawasan. Ia menjelaskan, kegiatan meliputi identifikasi potensi desa-desa di dalam kawasan konservasi dari segi tata kelola, ekonomi, dan ekologi, serta pemahaman terkait aktivitas pemanfaatannya.

“Tujuan kajian analisis situasi ini dimaksudkan agar setiap aktivitas ekonomi dan pemanfaatan kawasan konservasi seperti perikanan tangkap, budidaya dan pariwisata bahari di dalam kawasan dapat berlangsung secara berkelanjutan,” kata Dr Yonvitner.

Ia menjelaskan, sesuai dengan pemetaan potensi Kawasan Konservasi Anambas (KKA), kegiatan perikanan tangkap, budidaya serta pariwisata bahari merupakan aktivitas pemanfaatan yang telah diatur untuk masyarakat. Pemanfaatan di tiga bidang ini diarahkan untuk dapat dilakukan secara berkelanjutan, menjaga kualitas ekosistem tetap baik dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.

Dalam pengantarnya, Retia Revany, peneliti PKSPL IPB University, mengatakan bahwa fokus kegiatan ini sebagai penguatan sumber daya manusia dan kelembagaan untuk pengelolaan kawasan konservasi Anambas. Dalam FGD juga dibahas tentang upaya mewujudkan pembiayaan berkelanjutan (blue financing) untuk pengelolaan kawasan konservasi Anambas.

“FGD juga membahas tentang peningkatan perlindungan terhadap spesies laut langka, terancam punah, dan dilindungi (ETP) serta perlindungan terhadap habitat prioritas. Penguatan kepatuhan terhadap aturan dan regulasi KKA, serta peningkatan manfaat bagi masyarakat pesisir melalui pengelolaan KK berkelanjutan,” kata Retia Revany.

Ia juga menyebut, FGD ini menjadi forum untuk menentukan kandidat desa yang akan didampingi selama pelaksanaan program. Desa-desa terpilih akan mendapatkan pendampingan program Kolektif USAID untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan yang berada di kawasan konservasi.

Andriyanto Hanif, Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Muda LKKPN Pekanbaru, menyampaikan bahwa KKA memiliki potensi yang besar dalam perikanan tangkap, budidaya dan wisata bahari serta sejarah. Selain itu, katanya, KKA menjadi garda terdepan dalam perlindungan ekosistem yang disertai dengan potensi laut dan pesisir yang sangat besar, terutama terumbu karang dan mangrove.

Kegiatan FGD turut dihadiri oleh Bappeda Kabupaten Kepulauan Anambas, Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan KKA, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan KKA, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa KKA, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian KKA, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Anak KKA, Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan (DP3) KKA, Bidang Perikanan Budidaya DP3 KKA, dan Yayasan Bawah Anambas. (*/ra)