Peserta ISCoNREM 2023 IPB University Field Trip ke Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi
Peserta The 2nd International Summer Course Natural Resources and Environmental Management Science (ISCoNREM 2023) diajak field trip ke Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Kecamatan Cibadak dan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi (14/9). Kegiatan ISCoNREM 2023 diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL), Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University.
Peserta ISCoNREM 2023 berasal dari IPB University, Universitas Negeri Gorontalo, University of Science and Technology of Southern Philippines (Filipina), Central Luzon State University (Filipina), Nueva Vizcaya State University (Filipina), Tarlac Agricultural University (Filipina) dan Silliman University (Filipina).
Hutan Pendidikan Gunung Walat merupakan hutan pendidikan dan pelatihan yang pengelolaannya di bawah Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University sejak tahun 1968. Pada saat itu, kawasan hutan Gunung Walat merupakan lahan terlantar, sebagian besar berupa semak belukar dan lahan terbuka dengan tegakan agathis beberapa hektar saja. Kemudian dilakukan penanaman secara bertahap yang melibatkan mahasiswa dan masyarakat setempat.
Dr Fifi Gus Dwiyanti, Ketua Panitia ISCoNREM 2023 menyampaikan bahwa kegiatan ISCoNREM 2023 tidak hanya perkuliahan di dalam kelas akan tetapi mengajak peserta untuk field trip dan field work, salah satunya ke HPGW. Ia menjelaskan, tujuan peserta diajak ke HPGW adalah untuk mempelajari dan mendapatkan pengetahuan lokal dari petani yang ada di sekitar HPGW sebagai penggarap resin pinus dan resin agathis serta kehidupan masyarakat sekitar hutan.
“Kita mendapatkan ilmu bagaimana tapping dan collecting dari resin dan juga masyarakat yang kehidupannya tergantung pada HPGW seperti membuat arang, ranting-ranting hasil HPGW sebagai kayu bakar dan lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, Habib Alam petugas pengelolaan sumberdaya hutan HPGW menjelaskan bahwa saat ini tanaman di HPGW memiliki berbagai jenis pohon, yaitu damar (Agathis lorantifolia), pinus (Pinus merkusii), puspa (Schima wallichii), kayu afrika (maesopsis eminii), mahoni (Swietenia macrophylla), rasamala (Altingia excelsa), sonokeling (Dalbergia latifolia), Gliricidae sp, sengon (Paraserianthes falcataria), meranti (Shorea sp), dan mangium (Acacia mangium). Ia mengaku, selain petugas, masyarakat turut juga ikut terlibat untuk menjaga dan melestarikan pohon-pohon yang ada di HPGW.
“Beberapa program semacam agroforestry untuk masyarakat di sekitar HPGW sudah banyak dilakukan, salah satu contohnya adalah masyarakat diperbolehkan menanam tanaman buah, rempah dan lainnya di sekitar wilayahnya dan hasilnya untuk masyarakat. Dengan demikian masyarakat ikut merawat pohon yang ada dan tidak merusak di kawasan HPGW,” jelasnya.
Peserta ISCoNREM 2023 selanjutnya diajak ke Resort Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Situgunung Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP). Para peserta berkesempatan mempelajari keunikan sumber daya alam yang benar-benar alami seperti air terjun dan biodiversitas, serta sumberdaya buatan seperti jembatan dan glamping. Peserta juga mempelajari bahwa masyarakat di sekitar gunung ini tergantung pada hasil wisata sebagai mata pencahariannya. (HBL).