Fema IPB University Gelar Kuliah Umum, Ingatkan Pentingnya Pembangunan Berbasis Desa

Fema IPB University Gelar Kuliah Umum, Ingatkan Pentingnya Pembangunan Berbasis Desa

Fema IPB University Gelar Kuliah Umum, Ingatkan Pentingnya Pembangunan Berbasis Desa
Berita

Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University melaksanakan ‘Kuliah Umum Ketahanan Nasional Berbasis Desa’. Kegiatan ini dihadiri oleh para peserta Sekolah Pemerintahan Desa (SPD) dan bertempat di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga (15/9).

Pada kesempatan itu, Dekan Fema IPB University, Dr Sofyan Sjaf mengatakan, struktur Indonesia sebagian besar dibangun dari desa, mencapai hampir 80 persen. Angka ini menunjukkan tingginya potensi sumber daya alam (SDA) nasional. Di sisi lain, tak bisa dimungkiri desa masih memiliki sejumlah persoalan seperti stunting, kemiskinan ekstrem, gizi buruk dan lainnya. Kondisi ini, kata dia, akan mempengaruhi pola-pola interaksi dan stabilitas nasional.

“Sepanjang sepuluh tahun terakhir, Fema IPB University telah membuat inovasi tentang Data Desa Presisi (DDP). Bagaimana data dibangun dari bottom up, dengan keterlibatan warga. DDP juga memadukan data numerik dengan data spasial,” sebut Dr Sofyan.

Lebih lanjut, ia menyatakan, “Untuk membangun desa yang baik, perlu basis data. Mau tidak mau, subjek datanya yaitu manusia atau masyarakat harus terlibat. Hari ini kita menemukan satu inovasi, DDP, untuk membangun metodologi data sebagai basis pembangunan Indonesia ke depannya.”

Dalam kesempatan itu, Rektor IPB University, Prof Arif Satria juga menjelaskan perbedaan dua paradigma pembangunan di desa, yakni industri di desa dan industrialisasi pedesaan.

“Industri di pedesaan artinya membangun industri di wilayah atau lokasi desa. Yang terjadi sebenarnya adalah transformasi ekonomi, bukan transformasi sosial, karena tidak adanya keterkaitan dengan membangun masyarakat agar sumber dayanya semakin meningkat,” beber Rektor.

Hal tersebut, ungkap dia, akan terjadi ketimpangan. Lantaran masyarakat sekitar tidak bisa terlibat dalam proses industri. Berbeda dengan konsep industrialisasi pedesaan, di mana konsep atau paradigmanya adalah bahwa transformasi itu menyatu.

Sementara itu, Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) (Purn), Andika Muhammad Perkasa, SE, MA, MSc, MPhil yang turut hadir mendorong pemerintahan berbasis desa. Di sisi lain, ia juga mengingatkan pentingnya teknologi.

“Jangan pernah lupa, sekarang ini teknologi membuat semua menjadi pertumbuhan. Masyarakat memiliki handphone dan akun sosial media. Itulah kekuatan kita sebagai peluang sekarang yang tidak dialami masyarakat jaman dahulu kala,” tutupnya. (Ns/Rz)