DKSRA IPB University Bahas Strategi Pengembangan Konsep Agromaritim 4.0

DKSRA IPB University Bahas Strategi Pengembangan Konsep Agromaritim 4.0

DKSRA IPB University Bahas Strategi Pengembangan Konsep Agromaritim 4.0
Berita

Sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di kawasan Asia Tenggara di bidang pertanian dan kehutanan (agriculture and forestry), IPB University diharapkan mampu memberikan solusi terhadap tantangan global dan lokal, khususnya di bidang pertanian dalam arti luas. Tantangan ini sekaligus menjadi peluang bagi IPB University untuk berkontribusi nyata dalam pembangunan pertanian di Indonesia dan dunia, dengan cara merespon perubahan secara cepat dan tepat dengan konsep yang jelas.

Sejak tahun 2018, IPB University telah menawarkan konsep Agromaritim 4.0. Sebagai suatu konsep yang hidup (a living document), Agromaritim 4.0 perlu terus diperbaharui, terutama dalam merespon tantangan-tantangan kontemporer yang perubahannya sedemikian cepat.

Oleh karena itu, Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik (DKSRA) IPB University menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ‘Agromaritim 4.0: Refleksi dan Strategi Pengembangan ke Depan’. FGD bertempat di Ruang Senat Akademik, Gedung Rektorat Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga.

Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim, Prof Ernan Rustiadi menyampaikan dalam sambutannya bahwa Agromaritim 4.0 merupakan kontribusi IPB University kepada pembangunan nasional. Meski demikian, menurutnya konsep tersebut perlu dibahas lebih lanjut agar lebih holistik dan kontekstual.

“Rasanya walaupun kita sudah berpikir mengenai 4.0 atau 5.0, tapi pada kenyataannya kita masih menghadapi isu kemiskinan, isu agraria, korupsi, stunting dan sebagainya. Jadi masih ada yang perlu kita lengkapi dari konsep agromaritim kita agar lebih holistik dan kontekstual,” ujarnya.

Sejumlah pemaparan materi disampaikan Guru Besar IPB University mengenai konsep agromaritim berdasarkan bidang keilmuannya. Prof Arief Sabdo Yuwono dalam materinya memberikan masukan atas konsep agromaritim dari perspektif ilmu teknik sipil dan lingkungan. Ia menjabarkan tantangan aktual di lapangan seperti masalah yang dihadapi di DKI Jakarta berupa buruknya kualitas udara dan perlunya pengelolaan lanskap perkotaan dan hutan kota.

“IPB University harus melihat keseluruhan revolusi industri 4.0, tidak hanya berfokus pada revolusi digital. IPB University harus menjadi pemain, bukan hanya pengamat. Kita harus aktif mencari solusi dari dampak revolusi industri 4.0,” imbuh Prof Herry Purnomo. Menurut Pakar Manajemen Hutan IPB University ini, konsep agromaritim 4.0 perlu dibuat untuk memastikan agar manfaat revolusi industri 4.0 terdistribusi secara adil.

Prof Ario Damar, pemateri dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) memaparkan pentingnya penelitian dan inovasi IPB University dalam mengaplikasikan konsep Agromaritim 4.0. Ia juga menekankan pentingnya sinergitas dan kerja sama dari berbagai bidang keilmuan untuk dapat mengimplementasikan konsep agromaritim secara holistik.

Pembicara terakhir, Prof Aris Purwanto dari Fakultas Teknologi Pertanian IPB University mengamini hal yang sama. Ia mengatakan bahwa diperlukan inovasi yang terintegrasi sehingga dapat menjawab kebutuhan saat ini dan yang akan datang. Langkah itu ditempuh dengan memilih inovasi yang memiliki prospek teknik dan ekonomi yang dapat diterapkan dan diperlukan.

Beberapa Guru Besar IPB University turut hadir sebagai pembahas untuk mengulas paparan yang disampaikan pemateri. Mereka adalah Prof Tajuddin Bantacut dari Departemen Teknologi Industri Pertanian, Prof Hariadi Kartodihardjo dan Prof Sudarsono Soedomo dari Departemen Manajemen Hutan. Kegiatan ini dimoderatori oleh Dr Alfian Helmi, Asisten Direktur Kajian Strategis, Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University. (*/Rz)