Siapkan Mahasiswa Mandiri Wirausaha, IPB University Gelar Wirausaha Merdeka IPB 2023
IPB University berkesempatan menjadi tuan rumah untuk menyelenggarakan program Wirausaha Merdeka (WMK) 2023. Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan mahasiswa mencakup pemahaman, perencanaan, analisis hingga evaluasi bisnis.
Pada kesempatan itu, Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengungkapkan, kesempatan yang baik ini harus terus dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk terus produktif dalam berbagai hal. Menurutnya, setiap orang harus menjadi pribadi yang unggul untuk meraih segala yang menjadi impiannya.
“Pencitraan mengatakan diri kita sendiri itu hebat. Namun, reputasi adalah ketika orang lain yang mengatakan diri kita itu hebat. Pertahankan reputasi itu dengan pertahanan diri yang maksimal,” ungkapnya.
Prof Arif menambahkan, menjadi mahasiswa merupakan momentum untuk mengembangkan diri mulai dari pengembangan mindset, kompetensi sampai jiwa wirausaha. “Jadilah opportunity creator, karena akan ada harapan untuk menjadi seorang pemenang. Dalam menciptakan kesempatan itu tidak mudah, karena harus punya motivasi dalam memberikan kebermanfaatan untuk orang lain,” ucapnya.
Direktur Kemahasiswaan IPB University, Dr Ujang Suwarna mengatakan, tahun ini mahasiswa yang mengikuti program WMK berasal dari 16 provinsi dan 39 perguruan tinggi. Ia menyebut, total sebanyak 400 mahasiswa mengikuti program ini dan akan terbagi menjadi 100 tim.
“Target kami minimal ada 50 persen itu jadi produknya. Mudah-mudahan ke depannya bisa berkolaborasi untuk membangun sebuah usaha dan tim yang solid,” terangnya.
Sementara itu, Wakil Rektor IPB University bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Prof Deni Noviana mengatakan, IPB University selalu berkomitmen menciptakan mutu sebuah perguruan tinggi yang berkualitas.
“Strategi IPB University di bidang pendidikan ada lima misi yang diusung, yakni pendidikan berkualitas, pendidikan mendunia, pendidikan transdisiplin, pendidikan transformatif dan pendidikan inovatif. Untuk mahasiswa ada lima, mahasiswa bertalenta, mahasiswa berprestasi, mahasiswa berwirausaha, mahasiswa berjejaring dan mahasiswa berdaya,” ucapnya.
Prof Deni melanjutkan, peran kewirausahaan dalam hal ini usaha menengah kecil mikro (UMKM) terbagi dalam dua fase, yaitu masa reformasi dan fase masa COVID-19. Baginya, perbedaan mendasar dari dua fase itu terletak pada informasi dan teknologi.
“Sekarang tidak perlu menggunakan outlet untuk berjualan, karena sudah ada teknologi untuk platform digital sehingga inilah bentuk transformasi dari sebagian banyak UMKM untuk bisa terus berkembang. Pesan saya, manfaatkan peluang pendanaan itu sebagai langkah untuk berkembang dan output yang dihasilkan bisa dijalankan dengan baik,” terangnya. (dr/Rz)