Prof Yandra Arkeman: Prediksi Tren Kependudukan dengan Artificial Intelligence Akan Lebih Cepat dan Akurat

Prof Yandra Arkeman: Prediksi Tren Kependudukan dengan Artificial Intelligence Akan Lebih Cepat dan Akurat

Prof Yandra Arkeman: Prediksi Tren Kependudukan dengan Artificial Intelligence Akan Lebih Cepat dan Akurat
Berita

Prof Yandra Arkeman, Guru Besar IPB University mengatakan bahwa prediksi kependudukan dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat membantu dalam memprediksi tren kependudukan dengan lebih cepat dan akurat. Prediksi kependudukan yang akurat sangat penting bagi perencanaan sumber daya, infrastruktur dan kebijakan publik. Karena itulah, kependudukan menjadi salah satu faktor kunci dalam perencanaan pembangunan nasional.

“Keuntungan penggunaan AI dalam prediksi kependudukan tentu akan memiliki akurasi yang lebih tinggi, kemampuan memproses data dalam jumlah besar juga lebih cepat, serta lebih fleksibel dalam menyesuaikan dengan perubahan data,” urai dia dalam ‘Diskusi Pakar Pengembangan Kebijakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan’ bersama Direktorat Pemaduan Kebijakan Penduduk, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), beberapa waktu lalu.

Prediksi tren kependudukan dengan AI dinilainya mampu menjadi rujukan bagi intervensi kebijakan yang lebih tepat. Dengan penggunaan machine learning, sistem prediksi kependudukan akan menghasilkan lebih banyak output. Dibandingkan dengan metode lama, penggunaan variabel yang beragam terbilang lebih sulit dilakukan.

“Cara kerja kecerdasan buatan dalam memprediksi kependudukan adalah dalam proses pengambilan data historis kependudukan, pelatihan model berdasarkan data historis dan prediksi tren kependudukan di masa depan berdasarkan data yang sudah ada,” kata Prof Yandra.

Blockchain, Robotic and Artificial Intelligence Networks (BRAIN) IPB University sebelumnya juga telah menggunakan sistem dinamis menggunakan AI untuk memprediksi kebijakan rantai pasok biodiesel sawit. Prof Yandra harap metode ini juga dapat diaplikasikan untuk tren kependudukan.

“Tantangannya, pemodelan AI sangat bergantung pada kualitas data masukan. Pemahaman dan interpretasi hasil juga kompleks. Penggunaannya juga membutuhkan sumber daya manusia dan infrastruktur yang memadai,” ucapnya. (MW/Rz)