IPB University Gelar Diseminasi Perumusan Dokumen Manajemen Jasa Lanskap Hutan Kota
IPB University dan United States Forest Services International Program (USFS-IP) bekerja sama dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta menggelar Diseminasi Urban Forest I-Tree Research Project terkait perumusan Dokumen Manajemen Jasa Lanskap Hutan Kota (1/8) bertempat di Hotel Aston Kartika, Grogol, Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi manajemen Hutan Kota DKI Jakarta guna menjadi referensi dalam menyusun rencana pedoman manajemen lanskap hutan kota di DKI Jakarta berbasis jasa lanskap. Pedoman tersebut dapat menjadi panduan praktis bagi pengelola hutan kota agar memudahkan dalam memelihara dan mengembangkan hutan kota. Pedoman ini juga dapat menjadi panduan bagi pemerintah daerah lainnya dan masyarakat dalam mendorong peningkatan kualitas ruang terbuka hijau perkotaan.
Prof Iskandar Z Siregar, Wakil Rektor IPB University bidang Konektivitas Global, Kerjasama dan Alumni mengungkapkan, “Setiap negara memiliki komitmen di tingkat global untuk menurunkan emisi. Meskipun angka emisi karbon di Indonesia yaitu 2 ton per tahun, angka itu masih di bawah rata-rata dunia yaitu 4 ton/tahun.”
Salah satu upaya yang terus dilakukan adalah melalui penanaman pohon serta pemeliharaannya. Dalam aspek pemeliharaan, kata dia, perlu adanya pemantauan dan hal itu bisa dilakukan menggunakan tools I-Tree Eco.
Senada, Harityas Wiyoga, In-Country Coordinator, USFS-IP menambahkan pengelolaan hutan kota selayaknya menggunakan tools I-Tree Eco dan juga melibatkan berbagai aktor/komunitas. Leon Miller selaku Indonesia Program Manager, USFS-IP juga menyampaikan, “Dengan adanya kerja sama ini, Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia diharapkan dapat menjadi model manajemen hutan kota bagi para praktisi hutan kota di Indonesia dan Asia Tenggara.”
Hasil riset disajikan oleh Dr Kaswanto selaku ketua tim peneliti. Dosen IPB University dari Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian ini menjelaskan mengenai perumusan dokumen manajemen jasa lanskap hutan kota.
“Jakarta sudah mempunyai aset yaitu hutan kota. Untuk meningkatkan jasa lanskap dapat dilakukan dengan merawat, mengelola dan memanfaatkannya. Penerapan panduan manajemen jasa lanskap hutan kota menjadi kunci dalam penguatan performa dan pamor hutan kota,” jelasnya.
Hasil riset juga disampaikan oleh Ghina Akbarinaldi selaku tim riset yang memaparkan terkait hasil dari focus group discussion (FGD) manajemen jasa lanskap yang sudah dilakukan bersama Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP), pengawas/penanggung jawab hutan kota dan Distamhut DKI Jakarta pada Januari yang lalu. Perumusan panduan manajemen jasa lanskap ini menjadi prioritas utama berdasarkan hasil FGD.
Anggota tim riset lain, Risdayatri Aulia menjelaskan terkait pelaksanaan dan alur perumusan dokumen manajemen jasa lanskap yang telah dilakukan oleh tim secara detail. Dokumen Manajemen Jasa Lanskap Hutan Kota merupakan dokumen yang mencakup panduan teknis dan pedoman yang diharapkan dapat mendukung performa pengelolaan hutan kota dalam meningkatkan jasa lanskap serta melindungi keberadaan hutan di lanskap perkotaan.
Pemaparan juga ditanggapi oleh Dirja Kusumah selaku Kepala Bidang Kehutanan Distamhut DKI Jakarta. “Kami akan edukasi terkait dokumen pemeliharaan hutan kota ini kepada PJLP,” jelasnya. Melalui kolaborasi ini, diharapkan penelitian dan dokumen manajemen yang dihasilkan dapat memberikan kontribusi yang positif dalam upaya pelestarian dan pengelolaan Hutan Kota Jakarta.
Diseminasi ini turut dihadiri oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta, Sub Kelompok Perencanaan dan Kehutanan, Sub Kelompok KSDH & DAS, Sub Kelompok PPPH, kelompok tani hutan, penyuluh kehutanan, polisi kehutanan, World Research Institute (WRI) Indonesia, Burung Indonesia dan Yayasan Belantara.