Dosen IPB University Menangkan Kompetisi Grant dari Kenan Foundation Asia dan US Embassy Mission to ASEAN

Dosen IPB University Menangkan Kompetisi Grant dari Kenan Foundation Asia dan US Embassy Mission to ASEAN

Dosen IPB University Menangkan Kompetisi Grant dari Kenan Foundation Asia dan US Embassy Mission to ASEAN
Berita

Dosen IPB University dari Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL), Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Osmaleli, SE, MSi memenangkan kompetisi grant dari Kenan Foundation Asia dan United State (US) Embassy Mission to ASEAN. Pada momen tersebut, Osmaleli sebagai tim leader mengusung proyek ‘Enhancing Mangrove Conservation for Climate Change Adaptation and Mitigation’.

Kompetisi ini merupakan salah satu lanjutan kegiatan dari Young Southeast Asian Leader Initiative (YSEALI) Environ Tech Regional Workshop yang dibiayai penuh oleh Pemerintah Amerika Serikat dan Kenan Foundation Asia. Osmaleli dan tim yang berasal dari Filipina, Timor Leste, Singapura, Vietnam dan Malaysia mendapatkan grant untuk melaksanakan proyek di Pulau Pari, Indonesia.

“Permasalahan yang melatarbelakangi proyek ini adalah semakin meningkatnya dampak pemanasan global yang telah mengakibatkan kerusakan ekosistem dan mendatangkan berbagai bencana seperti banjir, kekeringan, kebakaran dan sea level rise. Pemerintah dan masyarakat harus segera mengambil tindakan dan mencegah terjadinya dampak negatif yang semakin bertambah,” ungkap Osmaleli.

Perempuan di negara berkembang adalah kelompok yang sangat rentan terhadap dampak buruk perubahan iklim. Pasalnya, mereka seringkali mengalami tingkat kemiskinan yang lebih tinggi dan akses yang terbatas terhadap sumber daya. Mereka juga kurang memiliki kendali atas produksi dan pendapatan. Oleh sebab itu, proyek ini bertujuan mengungkap potensi Pulau Pari yang belum dimanfaatkan dan memberdayakan perempuan melalui program konservasi mangrove yang berkelanjutan.

“Dengan memanfaatkan beragam fungsi dari mangrove secara ekologi dan ekonomi dan melibatkan masyarakat setempat, kita dapat mendorong ketahanan, melindungi kawasan pesisir dan memberikan peluang ekonomi, yang pada akhirnya memitigasi dampak perubahan iklim di Pulau Paris,” ungkapnya.

Untuk itu, sebut dia, proyek ini akan menggali potensi Pulau Pari dan memberdayakan perempuan agar mereka bisa hidup sejahtera dan mencintai lingkungan.

Osmaleli yang juga sebagai Co-Founder Kamar Ijo mengatakan bahwa kompetisi grant ini melalui beberapa proses panjang, mulai dari pengajuan proposal, presentasi proyek dan defence di depan juri dari pihak US Embassy, Kenan Foundation Asia dan Mae Fah Luang Foundation. Proyek ini akan bekerja sama dengan tim Kamar Ijo Community yang ada di Indonesia.

“Tujuan proyek ini adalah pertama, menanamkan pengetahuan kepada perempuan di Pulau Pari tentang perubahan iklim dan menemukan cara bermitigasi terhadap dampak yang akan ditimbulkan. Kegiatan akan dilakukan melalui lokakarya/pelatihan tentang konservasi mangrove,” tuturnya.

Kedua, menginisiasi komersialisasi produk mangrove seperti sirup, kopi dan batik oleh perempuan untuk meningkatkan ekonomi mereka. Terakhir, merintis program ekowisata mangrove dan investasi teknologi untuk memantau pertumbuhan dan rehabilitasi mangrove.

“Saya berharap, proyek ini bisa diduplikasi ke wilayah-wilayah pesisir di Indonesia dan bahkan bisa dilaksanakan di wilayah pesisir ASEAN,” tandasnya. (Osmaleli/Rz)