Departemen PSP IPB University Jalin Kerja Sama dengan Pemkab Kebumen untuk Pendampingan Desa

Departemen PSP IPB University Jalin Kerja Sama dengan Pemkab Kebumen untuk Pendampingan Desa

Departemen PSP IPB University Jalin Kerja Sama dengan Pemkab Kebumen untuk Pendampingan Desa
Berita

Sejumlah dosen IPB University dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen untuk pendampingan desa dalam rangka program pengabdian kepada masyarakat (PPM). Mereka adalah Prof Tri Wiji Nurani, Dr Iin Solihin, Dr Darmawan, Dr Sugeng Hari Wisudo, Dr Retno Muninggar, Julia Eka Astarini, SPi, MSi, Prihatin Ika Wahyuningrum, SPi, MSi.

“Pendampingan desa dirancang sebagai program pengabdian kepada masyarakat secara berkelanjutan. Program pengabdian akan disusun melalui asesmen potensi dan kebutuhan untuk mengatasi permasalahan yang ada di desa. Ada dua desa yang akan dijadikan lokasi PPM, yaitu Desa Tanggulangin dan Desa Jogosimo,” ungkap Prof Tri Wiji.

Dr Darmawan menyampaikan, pendampingan yang dilakukan akan melibatkan berbagai pihak seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM). “Desa merupakan subjek bukan objek. Kami juga akan menggandeng universitas lokal, sehingga dapat berkolaborasi lebih banyak,” imbuhnya.

Sekretaris Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kebumen, Dr Bahrun Munawir menyambut baik rencana IPB University untuk mengembangkan potensi di wilayahnya. Ke depan, bukan hanya kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) seperti yang sudah dilakukan beberapa bulan yang lalu, melainkan bisa diarahkan untuk kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mahasiswa selama enam bulan.

“Kegiatan pengabdian dosen untuk pendampingan desa perlu dilakukan dari hulu ke hilir. Nantinya, IPB University bisa berkolaborasi dengan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD),” jelas Dr Bahrun.

Afifah Indrawati, MM selaku Sekretaris Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kebumen mengapresiasi kegiatan KKN-T yang telah dilakukan IPB University. Pemahaman tentang perikanan sudah dimasukkan dalam muatan lokal pada kurikulum SMP yaitu untuk budi daya perikanan. Ia menyarankan, ke depan dapat ditambahkan dengan pemahaman potensi laut bagi sekolah yang ada di wilayah pesisir.

Pada kesempatan itu, Moch Ashari, APi sebagai Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Lingkungan Hidup Kelautan dan Perikanan (DLHKP) menyampaikan kondisi perikanan laut Kabupaten Kebumen. Terdapat delapan kecamatan di Kabupaten Kebumen yang wilayahnya langsung berhadapan dengan laut, dengan panjang pantai 63,53 km.

“Terdapat perbedaan karakteristik perikanan di selatan Kebumen, yaitu wetan Suwuk dan kulon Suwuk. Wetan Suwuk merupakan perairan terbuka, nelayan mendaratkan ikan di perairan sungai yaitu seperti di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rowo dan Tanggulangin,” urai Moch Ashari.

Adapun, lanjut dia, Kulon Suwuk merupakan perairan berbatu karang, dengan aktivitas penangkapan ikan berada di teluk yang sedikit terlindung. Aktivitas perikanan di Kulon Suwuk sudah berkembang dengan baik, di antaranya yaitu di TPI Pasir, Karangduwur, Argopeni dan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Logending.

“Aktivitas perikanan diutamakan untuk menjaga lingkungan agar tidak rusak demi kelestarian sumber daya ikan. Menggabungkan wisata dengan perikanan menjadi satu pilihan. Dua desa yang akan dijadikan lokasi PPM IPB sangat tepat untuk menjadi wisata kuliner,” tambahnya.

Sebelumnya, Sekretaris Bappeda telah merekomendasikan potensi perikanan laut Kebumen untuk masuk dalam muatan lokal kurikulum sekolah yang ada di wilayah pesisir. Departemen PSP IPB University diharapkan dapat membuat modul-modul yang menarik terkait laut dan pemanfaatan sumber daya perikanan untuk jenjang PAUD, SD, SMP dan SMA.

Dr Iin Solihin sebagai fasilitator diskusi menyimpulkan, beberapa kegiatan yang perlu dirancang adalah mahasiswa masuk desa sebagai program MBKM, kurikulum muatan lokal pemanfaatan dan pengelolaan laut dan modul interaktif perikanan untuk edukasi nelayan.

“Kita akan kombinasikan penangkapan dengan wisata, misalnya penangkapan kepiting dengan kegiatan lain. Program Kampung Nelayan Maju di Desa Pasir dapat menjadi contoh,” Dr Sugeng menambahkan.

Kegiatan dilanjutkan dengan observasi lapang dan diskusi dengan kepala desa, perangkat desa dan kelompok masyarakat konservasi penyu. Kepala Desa Jogosimo mengutarakan pentingnya desa sebagai ujung tombak kegiatan-kegiatan dari kementerian.

“Khusus untuk perikanan, kehidupan nelayan di Kebumen sangat dipengaruhi oleh musim. Kecuali nelayan pinggiran yang dapat menangkap ikan sepanjang waktu. Jogosimo dan Tanggulangin memiliki potensi laut dan sungai yang belum tergarap,” ujarnya Kades Jogosimo. (TWN/Rz)