Akademisi IPB University Ikut Jadi Tim Penyusun Buku Menu Bergizi DASHAT Nusantara Demi Atasi Stunting

Akademisi IPB University Ikut Jadi Tim Penyusun Buku Menu Bergizi DASHAT Nusantara Demi Atasi Stunting

Akademisi IPB University Ikut Jadi Tim Penyusun Buku Menu Bergizi DASHAT Nusantara Demi Atasi Stunting
Berita

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) meluncurkan Buku ‘Menu Bergizi DASHAT Nusantara bagi Ibu Hamil, Ibu Menyusui dan Anak Baduta’ di Jakarta. Peluncuran ini merupakan bagian dari program percepatan penurunan stunting melalui sinkronisasi dan sinergitas kebijakan pembangunan berwawasan kependudukan.

Prof Hardinsyah, Guru Besar Ilmu Gizi IPB University yang juga Ketua AIPGI mengatakan, penyusunan buku menu bergizi Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) berisi 14 publikasi yang mewakili 13 provinsi. Tim penyusun menu DAHSAT merupakan akademisi dan pakar gizi dari perguruan tinggi Indonesia dan pemerintah. Beberapa dosen Program Studi Ilmu Gizi IPB University juga menjadi tim penyusun menu.

Adapun ketiga belas provinsi tersebut meliputi Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kemudian wilayah Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Juga ada di wilayah Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Papua.

“Buku ini memuat cara memanfaatkan pangan lokal sebagai sumber pangan bergizi melalui pemanfaatan pekarangan, kegiatan tanam-menanam sederhana bagi ibu hamil, menyusui dan anak di bawah dua tahun (baduta). Buku ini juga dapat digunakan BKKBN di daerah untuk mengintegrasikannya ke hulu dalam program pencegahan stunting,” terang dia.

Kepala BKKBN, Dr Hasto Wardoyo mengatakan peluncuran buku tersebut sekaligus untuk disosialisasikan kepada khalayak umum. Para kader sebagai garda terdepan dalam pengelolaan DASHAT juga diikutkan.

“Setelah kita mencermati status gizi para keluarga, anak-anak dan juga calon ibu, kita prihatin. Karena kalau kita lihat aplikasi Elsimil (Alat Pemantau Kesehatan Kesiapan Nikah dan Program Hamil), di beberapa tempat kita real melihat angka anemia juga masih ada,” katanya.

Dr Hasto mengatakan, 80 persen pasangan menikah melahirkan di tahun pertama. Namun, hal ini tidak seimbang dengan pengetahuan terkait anemia atau kurang energi kronis (KEK). Akibatnya, anaknya terjadi stunting.

Dengan diluncurkannya buku tersebut diharapkan menjadi salah satu penggerak dalam percepatan penurunan stunting. Edukasi bagi ibu hamil ini juga akan dilakukan melalui pendekatan digital. (MW/Rz)