61 Mahasiswa Bersiap Ikuti MBKM One Village One CEO di Pulau Kalimantan
Sebanyak 61 mahasiswa IPB University terpilih untuk mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Sociopreneur One Village One CEO (OVOC). Sebelum kegiatan turun lapang, mahasiswa diberi pembekalan melalui kegiatan workshop and coaching dari para dosen ahli serta kegiatan bootcamp di Agribusiness and Technology Park. Para mahasiswa akan ditempatkan sebagai fasilitator di tiga kabupaten berbeda yaitu Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah serta Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
Rangkaian kegiatan bootcamp meliputi training, pitching project plan, dan outbond. Bootcamp menjadi wadah pengenalan serta pembelajaran bagi para peserta OVOC sebelum terjun langsung ke lapang. Dalam hal ini, peserta memperoleh pembelajaran mengenai leadership, design thinking, dan community development.
Ir Wahono dari Tani dan Nelayan Center IPB University menerangkan, fasilitator memiliki peran yang berbeda dengan guru, banyak hal spesial yang perlu dipelajari para peserta ketika berhadapan dengan masyarakat. Ia menegaskan, tidak hanya menyampaikan keilmuan, namun fasilitator harus bisa mendengarkan dan belajar langsung dengan masyarakat.
“Fasilitator juga dituntut untuk bisa berfikir kritis terhadap permasalahan yang ada dan tanggap untuk memecahkan masalah yang ada dengan berbekal ilmu,” kata Ir Wahono dalam sesi training.
Para peserta juga dibekali pengetahuan tentang bertahan hidup dan berbagai metode untuk mengatasi rintangan di alam. Hal ini disampaikan oleh Rimbawan Pecinta Alam (Rimpala) yaitu Galih Tectona dan Lorenzo Elton Meo. Bekal ini menjadi penting mengingat bahwa kesiapan diri harus dibentuk di medan apapun untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Setelah mendapatkan training, para peserta diberikan waktu untuk menyampaikan rencana pengembangan produk inovasi di setiap daerah menyesuaikan komoditas yang telah ditetapkan. Rangkaian lainnya yaitu berupa outbound yang melatih para peserta untuk membentuk jiwa kepemimpinan, problem solving, kerjasama dalam tim, dan empati. Outbound dilaksanakan melalui berbagai games dengan esensi tertentu, sehingga tidak hanya menjalankan permainan yang seru namun juga penerapan keempat esensi yang berbeda.
Dr Handian Purwawangsa, Direktur Pengembangan Masyarakat Agromaritim, mengatakan program OVOC diharapkan dapat terus memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menyampaikan keilmuan yang telah didapat selama berkuliah di IPB University. Pada kesempatan yang sama, katanya, masyarakat dapat terbantu dengan adanya OVOC dan pendampingan dari dosen ahli IPB University. (*/ra)