Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University bersama KWT Desa Jatimekar Manfaatkan Limbah Organik menjadi POC

Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University bersama KWT Desa Jatimekar Manfaatkan Limbah Organik menjadi POC

mahasiswa-kkn-t-inovasi-ipb-university-bersama-kwt-desa-jatimekar-manfaatkan-limbah-organik-menjadi-poc-news
Berita

Mahasiswa IPB University kelompok Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) Inovasi laksanakan pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) bersama kelompok wanita tani (KWT) dan masyarakat Desa Jatimekar, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat untuk memanfaatkan limbah organik.

“Limbah merupakan suatu bahan/zat sisa yang dibuang atau terbuang dan belum memiliki nilai ekonomis. Limbah organik merupakan jenis limbah yang dapat diurai atau degradable sehingga limbah ini dapat membusuk, seperti dedaunan, sisa makanan, sayuran dan sebagainya,” ungkap Dodi selaku koordinator mahasiswa KKN-T Inovasi.

Limbah organik selalu dihasilkan setiap harinya, sehingga perlu diolah agar tidak menjadi sumber penyakit. Salah satu cara mengolah limbah organik adalah dengan pendekatan teknologi yakni mengubahnya menjadi POC misalnya. POC mengandung unsur hara makro seperti fosfor, nitrogen, kalium dan unsur hara mikro lainnya yang dibutuhkan oleh tanaman serta dapat memperbaiki unsur hara dalam tanah.

“Banyaknya sampah dapur yang semakin menumpuk menjadi masalah umum yang dihadapi setiap desa. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk mengolah sampah dapur tersebut menjadi barang yang bermanfaat. POC ini banyak sekali manfaatnya seperti menyuburkan, menggemburkan dan memperkaya mikroorganisme tanah,” urai Dodi.

Selain itu, lanjutnya, pupuk organik cair juga bisa digunakan untuk sanitasi kamar mandi, toilet dan dapur. Penggunaannya pun sangat mudah, hanya dengan mencampurkan pupuk organik cair dengan air sumur kemudian disemprotkan ke area yang diinginkan.

“Proses pembuatan pupuk organik cair sangatlah mudah. Bahan yang digunakan berupa sampah organik seperti sayuran, kulit buah nanas, semangka, melon dan lain sebagainya. Kemudian bahan dicacah lalu dicuci sampai bersih. Selanjutnya campurkan dengan molases ¼ liter atau bisa diganti dengan gula merah 400 gram, air cucian beras sebanyak 400 gram, 10 liter air bersih dan ½ liter EM4,” jelas Dodi.

Bahan-bahan tersebut, lalu dimasukkan ke dalam ember atau tong yang kedap udara untuk difermentasi selama 6 hari. Setelah proses fermentasi, POC siap digunakan untuk tanaman pertanian, buah-buahan dan sanitasi.

Kegiatan pelatihan ini disambut baik oleh KWT dan masyarakat Desa Jatimekar. Komariah selaku Ketua KWT menyampaikan kesannya setelah mengikuti kegiatan. Ia mengaku mendapat ilmu baru dan memahami langkah-langkah pembuatan POC.

“Harapannya kegiatan seperti ini dapat berlanjut setelah mahasiswa KKN-T Inovasi kembali ke kampus dan sharing-sharing ilmu untuk pengembangan pertanian di Desa Jatimekar,” tambahnya. (*/Rz)