Bima Arya: IPB University Lebih dari Qualified untuk Memiliki Fakultas Kedokteran

Wali kota Bogor, Bima Arya menilai bahwa IPB University sudah lebih dari qualified untuk membuka fakultas kedokteran (FK). Hal itu disampaikannya dalam kegiatan visitasi Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTkes) ke Program Studi (Prodi) Dokter, FK IPB University (27/7).
“Rencana (pembukaan FK IPB University) ini membuat kita senang dan optimis. Menurut saya, IPB University sudah lebih dari qualified untuk memiliki fakultas kedokteran,” ujarnya.
Bima menyebut, ada beberapa hal yang melandasi pandangannya itu. Pertama, menurut dia IPB University saat ini dikelola oleh orang-orang yang berkualitas. Hal tersebut berdampaknya pada inovasi dan kolaborasi yang dihasilkan. “Kita selalu bangga atas inovasi dan kolaborasi yang dilakukan IPB University,” sambung dia.
Kedua, ia melihat meritokrasi tradisi akademik di IPB University dibangun dan dibarengi dengan kemampuan manajemen yang baik. “Karakter IPB University itu menarik. Bukan hanya pure scientific, tetapi jejaring yang dibangun dan tradisi manajemen di dalamnya luar biasa,” imbuhnya.
Terlebih, lanjut dia, IPB University memiliki Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (sebelumnya Fakultas Kedokteran Hewan) dengan kualitas yang tak diragukan lagi. Hal tersebut juga menjadi modal penting untuk membuka dan memiliki fakultas kedokteran.
“Jadi kalau sudah punya kedokteran hewan, insyaallah sudah bisa juga punya kedokteran manusia. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor siap untuk mem-backup, kami siap full support. Komitmen kita insyaallah long term, siapapun wali kotanya,” kata Bima.
“Saya betul-betul memohon dukungan dari tim asesor, karena (FK IPB University) ini bukan hanya kebanggaan, melainkan ini kebutuhan dan keniscayaan. Tidak hanya untuk Kota Bogor, tapi untuk Indonesia untuk menjemput generasi emas 2045,” tandasnya.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengungkapkan beberapa alasan didirikannya fakultas kedokteran di IPB University, salah satunya untuk menjawab kebutuhan tenaga kesehatan di Indonesia. Tak hanya itu, selama ini bidang kesehatan/biomedis menjadi topik penelitian terbanyak di IPB University setelah bidang pangan.
“Dalam sepuluh tahun terakhir, sebanyak 1.825 publikasi IPB University adalah dalam bidang kesehatan dan biomedis. Ini menunjukkan bahwa concern kita di bidang kesehatan sudah sangat banyak,” tutur rektor.
Beberapa di antara inovasi IPB University dalam bidang kesehatan adalah Kit ELISA dan InventPro. Selain itu, sebut Prof Arif, peran IPB University dalam penanganan pandemi COVID-19 juga menjadi penguat alasan didirikannya fakultas kedokteran.
Sementara, Penanggung jawab sementara (Pjs) Dekan FK IPB University, Prof Srihadi Agungpriyono mengatakan, visitasi LAM-PTKes ini sebagai salah satu persyaratan dan upaya penjaminan mutu Prodi Dokter, FK IPB University yang akan segera didirikan. Visitasi penting untuk menilai kelayakan FK IPB University dalam menjalankan kegiatan pendidikan dan pembelajaran.
“Dalam mempersiapkan Prodi Dokter dan FK IPB University, kami telah menyiapkan berbagai hal yang menjadi syarat meliputi kurikulum, sumber daya manusia dosen dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta learning outcome yang ingin dicapai,” terangnya.
Selain itu, lanjut Prof Srihadi, ciri khas dan pembeda antara FK IPB University dengan fakultas kedokteran lainnya adalah kompetensi tambahan, yaitu ‘Kedokteran Agroherbal dengan Pendekatan One Health’.
Menanggapi hal itu, Prof Dharma Lindarto, salah satu asesor LAM-PTKes menyatakan, konsep ‘Kedokteran Agroherbal dengan Pendekatan One Health’ tersebut mestinya bukan hanya menjadi gagasan IPB University saja, melainkan juga menjadi gagasan milik Indonesia.
“(Gagasan itu) tidak hanya milik IPB University, tapi milik Indonesia. Contohnya, Tiongkok dari agroherbalnya bisa membuat Amerika belajar ke sana. Kalau IPB University sudah garap itu, saya pikir sudah klop,” kata dia. (Rz)