Tim KKN-T IPB University Survei Potensi Agromaritim Kabupaten Kebumen

Tim KKN-T IPB University Survei Potensi Agromaritim Kabupaten Kebumen

tim-kkn-t-ipb-university-survei-potensi-agromaritim-kabupaten-kebumen-news
Berita

Dosen IPB University dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Prof Tri Wiji Nurani dan Prihatin Ika Wahyuningrum, SPi, MSi melakukan survei awal untuk menggali potensi desa di Kabupaten Kebumen dalam rangka persiapan pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) Inovasi IPB University tahun 2023. Survei ini untuk memastikan kembali lokasi desa dan persiapan-persiapan yang perlu dilakukan.

“KKN-T Inovasi IPB 2023 di Kabupaten Kebumen diharapkan dapat berkelanjutan. Program tahun 2023 diharapkan dapat menghasilkan dokumen cetak biru pengembangan wilayah pesisir Kabupaten Kebumen untuk beberapa jangka waktu ke depan, di samping program kegiatan jangka pendek yang nanti akan dilakukan,” ucap Prof Tri.

Kegiatan diawali pertemuan dengan pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen yang bertempat di Kantor Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Baperlitbangda) Kebumen. Tri Anggorowati, SKM, MSi, Sekretaris Baperlitbangda Kebumen menyambut baik kegiatan KKN-T Inovasi IPB University ini.

Dalam pertemuan tersebut, ditetapkan beberapa desa yang akan menjadi lokasi KKN-T Inovasi di Kabupaten Kediri, yakni empat desa di Kecamatan Mirit (Desa Rowo, Wiromartan, Lembupurwo dan Mirit Petikusan), dua desa di Kecamatan Klirong (Desa Tanggulangin dan Jogosimo) dan dua desa di Kecamatan Bonorowo (Desa Rowosari dan Tlogorejo).

“Kami berkesempatan untuk melihat langsung potensi desa yang akan menjadi lokasi KKN-T IPB University di Kebumen. Desa-desa ini secara geografis terletak di wilayah selatan Kabupaten Kebumen yang merupakan wilayah pantai,” tuturnya.

Prof Tri menjelaskan, sebagian besar penduduk desa Rowo bermata pencaharian sebagai nelayan. Namun, kegiatan perikanan laut di Rowo masih belum berkembang dengan baik, di antaranya karena kurangnya pengetahuan nelayan terkait kualitas dan pemasaran ikan.

“Keberadaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rowo yang berada di Sungai Wawar diharapkan dapat menjadi pusat perkembangan perikanan laut Kabupaten Kebumen untuk wilayah timur. Keberadaan Sungai Wawar dapat dikembangkan sebagai potensi wisata,” imbuhnya.

Sementara itu, perikanan laut di wilayah Kebumen bagian barat telah berkembang baik dengan keberadaan TPI Pasir, TPI Karangduwur, TPI Argopeni dan Pelabuhan Perikanan Pantai Logending.

Di lain sisi, Desa Wiromartan, Desa Lembupurwo dan Desa Mirit Petikusan berbatasan langsung dengan perairan Samudera Hindia. Meski begitu, kegiatan perikanan tangkap belum berkembang dengan baik. Terdapat beberapa penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan dengan menggunakan perahu kecil berukuran sekitar 1 gross ton (GT).

“Potensi dari wilayah pesisir lainnya di ketiga desa ini adalah hutan mangrove dan wisata pantai. Pemanfaatan ekonomi dari keberadaan hutan mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Kebumen ini masih terbatas,” paparnya.

Ia mengurai, beberapa wilayah hutan mangrove sudah dibangun menjadi obyek wisata, tetapi saat ini keberadaannya tidak terawat. Wisata pantai telah banyak dikembangkan atas swadaya masyarakat, tetapi belum terkelola dengan baik. Tempat wisata tersebut di antaranya yaitu Pantai Laguna di Desa Lembupurwo dan Wuni Melodi di Desa Mirit Petikusan.

“Adapun Desa Wiromartan dan Desa Lembupurwo lebih mengembangkan potensi desanya pada produk pertanian yaitu jambu kristal. Banyaknya petani yang menanam jambu kristal menjadikan ketidakseimbangan pada pemasaran. Petani banyak mengalami kerugian karena harga rendah, ditambah dengan biaya pupuk yang tinggi,” ungkap Prof Tri.

Produk pertanian lainnya yang menjadi andalan adalah pepaya calina dan cabai. Desa Lembupurwo juga dikenal sebagai desa pembibitan sapi peranakan ongole (PO) khas Kebumen. Sementera Desa Mirit Petikusan merupakan pusat pembuatan garam yang disebut ‘Kampung Garam Kebumen’, meskipun saat ini menghadapi banyak kendala. (*/Rz)