Prof Ervizal AM Zuhud: Perlu Perubahan Mindset Hadapi Politik Impor bagi Kemajuan Obat Alami Asli Indonesia

Prof Ervizal AM Zuhud: Perlu Perubahan Mindset Hadapi Politik Impor bagi Kemajuan Obat Alami Asli Indonesia

prof-ervizal-am-zuhud-perlu-perubahan-mindset-hadapi-politik-impor-bagi-kemajuan-obat-alami-asli-indonesia-news
Riset

Indonesia merupakan negara dengan luas hutan tropis kedua terbesar di dunia. Di setiap daerah memiliki tumbuhan berpotensi obat yang kerap dimanfaatkan masyarakat turun temurun. Namun demikian, politik impor dan pangan serta obat global terlanjur menguasai Indonesia.

Prof Ervizal AM Zuhud, dosen IPB University dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE) Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) mengatakan, hal tersebut merupakan salah satu penyebab tidak berkembangnya obat-obatan dari tumbuhan asli Indonesia. Ia menilai perlu ada perubahan pola pikir baik dari masyarakat maupun akademisi, sehingga obat herbal Indonesia dapat berkembang dan menyabet posisi unggul di negeri sendiri.

“Karena tidak adanya keberlanjutan berpikir pada generasi sekarang untuk mengembangkan komoditas tanaman obat asli Indonesia secara lintas disiplin, sehingga tanaman-tanaman ini akhirnya menghilang,” ujarnya dalam BRIN Garden Talk ke-6 dengan tema ‘Konservasi Tumbuhan Berpotensi Obat’ secara daring, beberapa waktu lalu.

Guru Besar IPB University itu menyebut, politik impor pangan dan obat secara global telah mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia. Akibatnya, sumber daya lokal terpinggirkan. “Jamu-jamu dan obat-obatan herbal menjadi tidak terstandar karena diabaikan, akhirnya obat global mengepung masyarakat,” lanjut dia.

Sistem politik anggaran terpusat menurutnya juga menjadi salah satu akar masalah kurang berkembangnya jamu Indonesia. Padahal, di masing-masing wilayah memiliki potensi tanaman obat yang dapat dikelola sendiri.

“Harus ada perubahan mindset, cara berpikir akademis yang usang harus dihilangkan. Jangan mudah terpancing dengan isu-isu global yang menyebabkan sumber daya alam lokal ditinggalkan,” tutur Prof Ervizal.

Ia telah melakukan berbagai penelitian dan ekspedisi etnobiologi dan telah menghasilkan banyak buku acuan tanaman obat dan ramuan jamu dari berbagai daerah di Indonesia. Buku-buku tersebut, ia menambahkan, merupakan bukti bahwa manfaat tanaman berpotensi obat sudah terbukti dapat mengatasi berbagai penyakit dan seharusnya mampu dikembangkan lebih jauh dengan teknologi terkini. (MW)