Prof Ernan Rustiadi Ulas Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Perdesaan Berbasis Sains dan Teknologi Informasi Spasial

Prof Ernan Rustiadi Ulas Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Perdesaan Berbasis Sains dan Teknologi Informasi Spasial

prof-ernan-rustiadi-ulas-perencanaan-pengembangan-wilayah-dan-perdesaan-berbasis-sains-dan-teknologi-informasi-spasial-news
Riset

Prof Ernan Rustiadi, Guru Besar IPB University dari Fakultas Pertanian mengatakan, revolusi industri di pertengahan abad 19 di Amerika dan Eropa menimbulkan tekanan urbanisasi yang menyadarkan pentingnya perencanaan ruang dan permukiman. Kini, ilmu perencanaan pengembangan wilayah telah meluas menjadi bidang ilmu yang mengintegrasikan arah kebijakan untuk pembangunan wilayah berkelanjutan. Hal itu disampaikannya dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar, (22/6) di hadapan para wartawan yang berlangsung secara daring.

"Ketimpangan pembangunan antar wilayah, termasuk ketimpangan desa-kota adalah salah satu isu terpenting pembangunan wilayah di negara berkembang,” ujarnya.

Ia menambahkan, perdesaan seringkali tertinggal akibat kebijakan urban bias, yakni pembangunan yang mengutamakan perkotaan dan urban phobia sikap menolak modernitas di perdesaan. Teori-teori perencanaan perdesaan bertransformasi dari perencanaan infrastruktur pertanian, kemudian meluas ke pengelolaan lingkungan, pembangunan berkelanjutan, pariwisata, hingga adaptasi perubahan iklim.

"Di perdesaan itu selalu saja ada pandangan konservatif (tidak mau berubah). Menolak modernisme ini bukan proses yang mudah dan tidak bisa diselesaikan secara instan. Hal ini berkaitan dengan fungsi dari pendidikan, keterbukaan dan komunikasi. Selain itu, tidak adanya infrastruktur, listrik, jaringan telekomunikasi menyebabkan pandangan tradisional konservatif seperti itu susah untuk berubah," ungkap Prof Ernan.

Terkait dengan penguatan pertanian atau pengembangan perkotaan ke depan, Prof Ernan sangat percaya tentang arti peran penting sains dan teknologi terbaru yang menawarkan solusi cepat, tepat, murah dan terukur. Kemudian, dari sinilah muncul smart agriculture, smart farming, smart city dan smart village yang bertujuan untuk mempermudah permasalahan-permasalahan yang ada di perdesaan dan perkotaan.

Sementara itu, dari sisi penataan ruang desa belum dipahami dengan baik di kalangan teknokrat maupun akademisi dibandingkan penataan perkotaan. Pusat-pusat pertumbuhan perdesaan kurang terakomodir perencanaan tata ruang yang berorientasi sistem perkotaan. Menurutnya, isu terkini dalam pengembangan perdesaan terbagi menjadi dua di antaranya, perdesaan suburban dalam tekanan urbanisasi dan penerapan sains; serta teknologi informasi spasial dalam perencanaan wilayah dan perdesaan.

Ia mengungkapkan, agroindustri atau pertanian bioindustri di pusat permukiman perdesaan menampung surplus tenaga kerja dan usaha untuk meningkatkan ekonomi desa. Konsep agropolitan dan konsep-konsep pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di perdesaan dan kota-kota kecil atau menengah adalah strategi menciptakan keseimbangan pembangunan perdesaan-perkotaan.

Sementara, lanjut dia, salah satu dampak terpenting perkotaan adalah fenomena urban sprawl yakni terpencar area pemukiman baru ke pinggiran kota secara acak dan tidak efisien yang disertai alih fungsi lahan-lahan pertanian pangan tersubur. Kawasan Jabodetabek dan Pantura Jawa adalah wilayah dengan konservasi sawah terluas di Indonesia. Ekspansi perkotaan ini menciptakan masalah termarjinalkannya ekonomi lokal (gentrifikasi), penurunan kualitas lingkungan dan kualitas hidup, segregasi sosial, krisis energi hingga perubahan iklim.

"Ada empat penyebab utama urban sprawl yakni, governansi tata ruang-pertahanan, transportasi berbasis jalan raya, permukiman kelas menengah atas dan kawasan industri," ujarnya. 

Khusus perdesaan Indonesia, peluang ini menjadi sangat terbuka karena berkembangnya inovasi Data Desa Presisi yang digagas Dr Sofyan Sjaf dari IPB University. Pemetaan presisi objek pertanian dan perdesaan juga telah dikembangkan IPB University melalui Pusat Pengkajian Perencanaan dan pengembangan Wilayah (P4W) dan Divisi Perencanaan Pengembangan Wilayah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (ITSL) Faperta. Pemetaan objek pohon kelapa sawit bernama Oil Palm Trees Identification based on Machine Learning (Optimal) IPB University menggunakan deep learning pada arsitektur Retinanet untuk mendeteksi kanopi pohon kelapa sawit pada citra satelit resolusi tinggi.

"Di era demokrasi yang disertai kebijakan otonomi daerah dan otonomi desa sekarang ini, sistem perencanaan perdesaan memerlukan perhatian lebih dari sebelumnya dalam konteks keberimbangan dan bersinergi dengan perkotaan. Tren urbanisasi memerlukan peningkatan kemampuan pengendalian tata ruang," tutupnya. (Ns)