Maknai Hari Keluarga Nasional, Dua Pakar IPB University Berikan Rekomendasi untuk Peningkatan Ketahanan Keluarga Indonesia

Maknai Hari Keluarga Nasional, Dua Pakar IPB University Berikan Rekomendasi untuk Peningkatan Ketahanan Keluarga Indonesia

maknai-hari-keluarga-nasional-dua-pakar-ipb-university-berikan-rekomendasi-untuk-peningkatan-ketahanan-keluarga-indonesia-news
Riset

Dua pakar IPB University yakni Prof Euis Sunarti, Guru Besar bidang Ketahanan Keluarga dan Dr Sofyan Sjaf, Sosiolog Pedesaan sekaligus Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Fema) memberikan rekomendasi dalam upaya peningkatan ketahanan keluarga Indonesia. Rekomendasi tersebut dipaparkan dalam kegiatan Seminar Nasional 'Peningkatan Ketahanan dan Perlindungan Keluarga untuk Membangun Manusia Indonesia Berkualitas' yang digelar oleh Koalisi Nasional Perlindungan Keluarga Indonesia secara daring (22/6). Seminar tersebut digelar dalam rangka memaknai Hari Keluarga Nasional ke-XXX dan Hari Anak Nasional tahun 2023.

Prof Euis Sunarti menekankan bahwa ketahanan keluarga Indonesia dapat dicapai bila dijadikan fokus pembangunan nasional. Sedangkan Dr Sofyan memaparkan bahwa konsep kampung ramah keluarga dapat menjadi basis terwujudnya ketahanan keluarga. Tentu didukung dengan konsolidasi untuk mengawal Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketahanan Keluarga sebagai modal dasarnya.

Prof Euis mengungkapkan besarnya kerentanan, ancaman sosial dan alam akan meningkatkan risiko kehidupan keluarga. “Solusinya, pembangunan keluarga itu harus terintegrasi dalam pembangunan reguler, karena pada akhirnya pembangunan akan berdampak pada potret keluarga Indonesia dan sebaliknya,” ujarnya.

"Ketahanan keluarga merupakan output dari multisektor pembangunan nasional, maka dari itu hendaknya menjadi fokus pembangunan karena keluarga memiliki ragam fungsi dan tugas di sepanjang tahap perkembangannya,” lanjut dia.

Ia menambahkan, ketahanan keluarga mencakup ketahanan ekonomi, sosial dan psikologis. Artinya, ketahanan keluarga bersifat multidimensional dan multidisiplin sehingga perlu didukung oleh seluruh pihak dan setiap kementerian.

Sementara Dr Sofyan mendukung penuh implementasi konsep kampung ramah keluarga yang diusung oleh Prof Euis. Kampung ramah keluarga adalah pendekatan holistik yang komprehensif untuk mendukung ketahanan keluarga berdasarkan data desa presisi.

Menurutnya, konsep kampung dengan pendekatan ecovillage ini harus menjadi agenda bersama. RUU Ketahanan Keluarga juga menjadi modal dasar untuk menyukseskan penerapan kampung ramah lingkungan. 

“Implikasi jika adanya kebijakan ini ialah dapat menjadi basis implementasi bagi aksi serupa, menjadi instrumen konsolidasi dan berjejaring untuk memperkuat keluarga sebagai basis pembangunan Indonesia, serta menjadi pedoman dan wadah adaptasi gerakan sosial,” terangnya.

Hingga saat ini, pilot project kampung ramah keluarga baru dilaksanakan di delapan wilayah dan lebih sentral di pulau Jawa. “Perlu ada gerakan aktivasi kampung ramah keluarga sebagai jejaring gerakan kultural di Indonesia,” katanya. (MW/Rz)