Ahli IPB University Ulas Solusi Diet bagi Remaja: Upaya Turunkan Kasus Eating Disorder

Ahli IPB University Ulas Solusi Diet bagi Remaja: Upaya Turunkan Kasus Eating Disorder

ahli-ipb-university-ulas-solusi-diet-bagi-remaja-upaya-turunkan-kasus-eating-disorder-news
Riset

Masalah gizi pada remaja kian membutuhkan fokus serius. Ambisi remaja terhadap body image agar memiliki proporsi tubuh yang sempurna bisa berdampak negatif. Salah satunya menyebabkan beberapa remaja melakukan segala cara agar bentuk tubuhnya tetap terlihat sempurna.

Namun, tanpa pengetahuan yang benar tentang diet menjadikan remaja bisa mengalami malagizi. Tak jarang, para remaja melakukan diet yang terlalu ekstrim seperti tidak memakan karbohidrat atau bahkan hanya memakan buah dan sayur serta menggunakan obat-obat pelangsing. Akibatnya kasus penyimpangan perilaku makan (eating disorder) pada remaja semakin banyak terjadi.

Perlunya edukasi terhadap gizi remaja mendorong kolaborasi antara dosen dan mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University dari Program Studi (Prodi) Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi (MIJMG) untuk membuat kegiatan webinar gizi nasional dengan tema besar yaitu ‘Nutrition in Life Cycle’. Webinar ini membahas mengenai masalah gizi remaja, eating disorder, penerapan diet yang tepat dan mindful eating.

Prof Hadi Riyadi, Guru Besar Ilmu Gizi Masyarakat IPB University sebagai narasumber menyampaikan terkait masalah gizi pada remaja serta dampaknya terhadap gangguan perkembangan otak, peningkatan risiko penyakit tidak menular (PTM), potensi akademik rendah, produktivitas rendah dan outcome kehamilan yang rendah.

“Kebutuhan gizi seimbang untuk remaja sangat penting, terutama dalam masa pertumbuhannya. Zat gizi yang dibutuhkan tidak hanya zat gizi makro, tetapi juga zat gizi mikro yang sesuai dengan kebutuhan remaja tersebut,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Prof Hadi, yang tak kalah penting adalah penerapan pola makan atau diet sehat bagi remaja dengan asupan energi, protein nabati, zat besi, kalsium, cairan dan susu yang tepat sesuai kebutuhan. Aktivitas fisik, pembiasaan sarapan atau makan pagi juga diperlukan sebagai pendamping pola makan yang sehat.

Sementara, Dr Frima Elda, spesialis nutrisi dan kesehatan memaparkan tiga jenis eating disorder yang kerap dialami oleh para remaja sebagai dampak dari keinginan untuk memiliki tubuh yang ideal. Jenis-jenis yang dimaksud antara lain anorexia, bulimia nervosa dan binge eating atau over eating.

“Anorexia merupakan gangguan nafsu makan. Bulimia nervosa adalah perilaku kompensasi tidak tepat dan terlalu ekstrem seperti berusaha memuntahkan makanan baik dalam jumlah banyak maupun sedikit,” terangnya.

Adapun binge eating, sebut dia, ialah ketika orang akan memiliki dorongan makan yang besar sehingga mereka bisa mengonsumsi banyak makanan dalam satu waktu. Menurutnya, hal ini bisa menyebabkan seseorang menderita penyakit degeneratif lain seperti obesitas, diabetes dan tekanan darah tinggi.

“Remaja yang bergizi baik merupakan aset dan investasi bangsa dalam upaya pencegahan stunting dan penurunan angka kematian ibu dan anak,” tutupnya. (*/SMH/Rz)