Prof Hardinsyah Berbagi Tips Pengendalian dan Pencegahan Obesitas Pada Remaja

Prof Hardinsyah Berbagi Tips Pengendalian dan Pencegahan Obesitas Pada Remaja

prof-hardinsyah-berbagi-tips-pengendalian-dan-pencegahan-obesitas-pada-remaja-news
Riset

Urgensi obesitas pada remaja semakin meningkat. Prevalensi obesitas meningkat tiga kali selama 40 tahun terakhir. Total 62 persen kasus obesitas terjadi di negara berkembang. Di Indonesia, satu dari empat remaja mengalami obesitas.

Prof Hardinsyah, Guru Besar Ilmu Gizi IPB University mengatakan, pengendalian obesitas pada remaja sederhananya melibatkan dua cara, yakni pencegahan dan terapi. Pencegahan dilakukan dengan tiga pendekatan yakni pendekatan asupan, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pola hidup.

“Ketiga pendekatan ini dapat mengelola berat badan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan gizi dan masa pertumbuhannya,” ujarnya dalam Seminar Gizi Nasional bertajuk ‘Pengendalian dan Pencegahan Obesitas Pada Remaja’ yang digelar oleh Program Studi Gizi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Nani Hasanudin Makassar.

Menurut Prof Hardinsyah, pencegahan obesitas harus dilakukan secara holistik, tidak hanya sekedar diet dan aktivitas fisik. Pasalnya, terdapat faktor lain seperti waktu tidur, genetik hingga hormonal dan setiap orang memiliki faktor risiko yang berbeda.

“Prinsip dasar pencegahan obesitas pada remaja harus diatur berdasarkan keseimbangan energi dalam tubuh dan asupan makanan,” jelasnya.

Selain itu, asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi harus seimbang dengan energi basal, thermic effect of food, aktivitas fisik dan energi untuk pertumbuhan. 

“Lemak tubuh normal tidak bisa hanya dihitung berdasarkan indeks massa tubuh, karena pada remaja, komposisi tubuh berbeda dan dipengaruhi oleh usia dan masa pertumbuhan,” ia melanjutkan.

Lebih lanjut Prof Hardinsyah menjelaskan, untuk mengetahui berat tubuh bertambah atau risiko obesitas sebenarnya dapat dilihat tanpa alat ukur khusus. Misalnya dari ukuran lingkar pinggang, dilihat dari muat atau tidaknya pakaian lama. Namun, pemeriksaan lebih lanjut dapat memberikan informasi lebih lengkap.

“Bila sudah mengetahui bahwa terdapat risiko obesitas, pendekatan asupan dapat dilakukan agar tubuh tidak kelebihan energi. Caranya dengan membatasi jumlah pangan tertentu, misalnya camilan dan makanan berlemak,” urainya.

Langkah penting lainnya antara lain dengan modifikasi dan kombinasi jenis pangan serta cara pengolahannya, modifikasi cara konsumsi, hingga mengatur waktu makan. Tidak luput mengonsumsi protein, vitamin dan mineral yang cukup dan berkualitas.

“Pendekatan pengeluaran juga dapat dilakukan bila ingin menurunkan berat badan. Misalnya dengan menambah aktivitas fisik agar meningkatkan pengeluaran energi,” imbuh dia.

Sementara, kata Prof Hardinsyah, pendekatan pola hidup dapat dilakukan dimulai dengan tidur yang cukup dan berkualitas serta mengendalikan tingkat stres. Bila cara-cara tersebut belum berhasil, terapi menjadi pilihan lain yang dapat dipertimbangkan.

“Banyak alternatif cara pengendalian obesitas bagi remaja. Paling penting dari pencegahan dan dimulai dari motivasi dan konsistensi melakukan yang paling sesuai bagi diri sendiri,” pungkasnya. (MW/Rz)