Departemen Teknologi Hasil Perairan IPB University Hadirkan Pakar dari Singapura dan Selandia Baru, Bahas Marine Bioprospecting

Departemen Teknologi Hasil Perairan IPB University Hadirkan Pakar dari Singapura dan Selandia Baru, Bahas Marine Bioprospecting

departemen-teknologi-hasil-perairan-ipb-university-hadirkan-pakar-dari-singapura-dan-selandia-baru-bahas-marine-bioprospecting-news
Riset

Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University menggelar International Webinar on Marine Bioprospecting. Seminar ini mengundang dua narasumber yakni Dr Lik Tong Tan dari Nanyang Technology University Singapura dan Dr Robert Keyzers dari Victoria University of Wellington Selandia Baru.

Dr Eva Anggraeni, Direktur Konektivitas Global IPB University mengatakan, agenda ini merupakan tanggapan IPB University terhadap perkembangan dunia menuju perekonomian berkelanjutan. Topik bioprospeksi khususnya, perlu didorong untuk menyukseskan implementasi konsep ekonomi biru.

“Agenda ini menjadi penting untuk perekonomian global dengan cara mempercepat perekonomian tanpa bergantung lagi pada sektor ekstraksi seperti perikanan dan tambang,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Dr Eva menyebut, bioprospeksi dapat menjadi pilihan sebagai sumber perekonomian berkelanjutan untuk menangani isu perubahan iklim dan karbon biru.

Dr Roni Nugraha, Ketua Departemen THP IPB University juga menyatakan bahwa bioprospeksi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menanggapi perubahan iklim serta melestarikan kehidupan laut.

“Organisme laut belum banyak dieksplorasi padahal penting bagi bioprospeksi dan digali potensinya. Dengan kegiatan ini, IPB University ingin menggali potensi unggul organisme laut dan memajukan biosains laut,” jelasnya.

Pada momen itu, Dr Lik Tong Tan membahas terkait bioprospeksi sianobakteria laut sebagai sumber senyawa bioaktif unggulan bagi pengembangan industri farmasi. Sianobakteri laut merupakan bakteri berfilamen yang mampu menghasilkan senyawa bioaktif seperti polyketides, hybrid polyketides dan cyanobactins.

“Strain filamentous dapat dikembangkan untuk obat-obatan sebagai agen antikanker, antimikroba, obat alzheimer dan anti malaria,” ungkap dia.

“Penggunaan pendekatan berbasis bioassay dan inovatif seperti spektrofotometri, molecular networking dapat mengungkapkan berbagai senyawa kimia dan molekul kimia penting,” ia menambahkan.

Sementara, Dr Robert membahas topik serupa. Menurutnya, senyawa bioaktif penting dari organisme laut dapat digali dengan molecular networking.

“Global Natural Products Social Molecular Networking (GNPS) dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi senyawa penting tersebut. Walau kelemahannya tidak bisa mendeteksi senyawa individual,” tuturnya.

Teknologi ini, sebut dia, salah satunya diaplikasikan pada koleksi liken di Selandia Baru untuk mencari potensi antivirus. (MW/Rz)