Visitasi Departemen ESL dan PT SMI untuk Program Desa Rendah Karbon di Desa Cibanteng Bogor

Visitasi Departemen ESL dan PT SMI untuk Program Desa Rendah Karbon di Desa Cibanteng Bogor

visitasi-departemen-esl-dan-pt-smi-untuk-program-desa-rendah-karbon-di-desa-cibanteng-bogor-news
Berita

Untuk pertama kalinya, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) bersama Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University melakukan visitasi secara langsung ke Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa Cibanteng merupakan target program Desa Rendah Karbon, sebuah program pengembangan berbasis masyarakat untuk mewujudkan Desa Tanggap Iklim.

Ketua Departemen ESL, Dr Ahyar Ismail menyampaikan rasa terima kasih kepada PT SMI masih mempercayakan pihaknya sebagai mitra kerjasama. “Pada periode ini, semoga dapat memberikan kemanfaatan dan pengembangan Desa Cibanteng yang memiliki potensi sehingga perlu ditumbuh kembangkan,” ujarnya.

Ramona Harimurti, Kepala Divisi Sekretariat PT SMI menyambut baik program Desa Rendah Karbon yang diinisiasi oleh Departemen ESL dan Desa Cibanteng ini. Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan profil singkat PT SMI yang merupakan lembaga keuangan non bank di bawah naungan Kementerian Keuangan RI.

“Sebelumnya program kami adalah Corporate Social Responsibility (CSR). Namun saat ini telah berganti menjadi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Sejak berdiri tahun 2009, sudah cukup banyak kegiatan yang telah PT SMI lakukan. Tentunya hal itu akan terus kami optimal. Regulasi TJSL ini tidak akan bisa berjalan tanpa menggandeng lingkungan atau komunitas masyarakat sekitar,” tambahnya.

Sementara, koordinator kegiatan dan Sekretaris Departemen ESL, Dr Meti Ekayani merasa pihaknya sangat terbantu. Pasalnya, kegiatan ini juga mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). 

“Program pengembangan ini merupakan media untuk program desa lingkar kampus yang salah satu upayanya sebagai hilirisasi dari inovasi-inovasi yang ada di IPB University. Tentunya hal ini dapat bermanfaat, khususnya bagi masyarakat sekitar kampus,” tutur Dr Meti.

Menurutnya, permasalahan utama di Desa Cibanteng adalah sampah. Sulitnya akses truk sampah masuk ke Kampung Kebon Kopi membuat warga membuang sampah ke sungai atau saluran irigasi. “Ini merupakan permasalahan yang kompleks. Maka dari itu, kami mendorong warga untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang rendah karbon di desa,” ungkapnya. 

Dr Meti juga menambahkan, ada lima program yang dilaksanakan yaitu kelola sampah organik, anorganik, urban farming, budidaya ikan di saluran irigasi dan inisiasi Desa Wisata Cibanteng Hijau. Selain dukungan PT SMI, kegiatan ini bisa terlaksana atas peran mahasiswa keterlibatan warga. “Sehingga kegiatan tersebut dapat memberikan nilai ekonomi bagi warga,” tambahnya. 

Warso, SSos, MM selaku Kepala Desa Cibanteng menceritakan, Kampung Kebon Kopi tak lagi sesuai dengan namanya. Pasalnya, banyak pohon kopi yang telah ditebang. Namun demikian, saat ini warga berinisiatif menanam kembali pohon kopi di sekitar halaman rumah, salah satunya yang dilakukan oleh Andi Rohman Kurniadi dengan Rumah Kopi Sanggabuana. Langkah ini tentunya untuk mengembalikan nama kebon kopi seperti sedia kala. (Ang/Rz)