Tingkatkan Literasi Asuransi Syariah, Departemen Ekonomi Syariah IPB University Gelar General Lecture

Tingkatkan Literasi Asuransi Syariah, Departemen Ekonomi Syariah IPB University Gelar General Lecture

tingkatkan-literasi-asuransi-syariah-departemen-ekonomi-syariah-ipb-university-gelar-general-lecture-news
Berita

Asuransi kini menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menjamin kehidupannya. Asuransi syariah kini juga mulai mengalami peningkatan tren.  Demi meningkatkan literasi asuransi syariah, Departemen Ilmu Ekonomi Syariah (Eksyar), Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University menggelar General Lecture dengan tema ‘Increasing Insurance Penetration in Conformist and Universalist Segments’. Kegiatan ini ditujukan bagi mahasiswa Departemen Eksyar IPB University, (10/3).

Dr Irfan Syauqi Beik, Dosen Departemen Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University menjelaskan potret industri asuransi syariah di Indonesia masih mengalami banyak tantangan, terutama terkait literasi asuransi.  Di sisi lain, lanjutnya, berdasarkan data publikasi Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia, perkembangan asuransi syariah mengalami indikasi peningkatan setiap tahunnya. Walau awal pandemi tahun 2019 hingga 2020 sempat mengalami penurunan aset, setelah itu trennya berangsur meningkat.

Menurutnya, komposisi aset asuransi syariah saat ini didominasi oleh asuransi jiwa, senilai 78 persen. Dibandingkan dengan potensi yang ada, nilai ini masih sangat kecil.

“Nilai kontribusi dan klaim bruto berdasarkan pertumbuhan tahunannya juga menunjukkan tren sama pasca pandemi. Nilainya menunjukkan peningkatan ketika masyarakat mulai memanfaatkan layanan dan fasilitas asuransi terutama asuransi kesehatan,” jelasnya.

“Jadi memang di sisi ini, pertumbuhan dan kontribusi asuransi syariah menunjukkan indikasi peningkatan, walau di tahun 2022 dibanding 2021 agak turun 6,65 persen,” lanjutnya.
Ia menambahkan, pertumbuhan aset nilai dan hasil investasi tahunan juga menunjukkan pola yang sama pasca pandemi.

Komposisi penempatan dana investasi terbesar sepanjang tahun 2022, ia menerangkan, di industri asuransi syariah adalah saham syariah disusul dengan surat berharga syariah negara. Sedangkan komposisi investasi syariah hingga 80 persen didominasi oleh instrumen capital market.

“Keberadaan asuransi syariah ini ikut mendorong berkembangnya pasar modal syariah. Saya melihat ada tiga tantangan besar industri asuransi syariah ke depan, yang pertama adalah penguatan literasi (asuransi syariah),” ungkapnya.

Menurutnya, literasi asuransi syariah menjadi PR bersama untuk memahamkan masyarakat terkait asuransi syariah. Terlebih kasus investasi syariah sempat ramai sampai ke DPR.
“Masyarakat perlu diberikan pengetahuan agar terhindar dari pemahaman yang keliru atas konsep investasi syariah dan risiko investasinya,” kata Dr Irfan.  Menurutnya, Indonesia harus mampu mempersiapkan alat yang dapat memperkuat literasi generasi masa depan terkait definisi, esensi dan konsep asuransi syariah.

Kedua, lanjutnya, menjaga relevansi produk asuransi syariah dengan kebutuhan masyarakat. Inovasi produk asuransi syariah terus dikembangkan dengan kualitas layanan yang terbaik dan biaya kompetitif.

“Ketiga, asuransi belum dianggap kebutuhan utama atau mendasar. Hal ini menjadi tantangan industri asuransi syariah untuk mendorong masyarakat menyadari asuransi bukan kebutuhan tersier, tetapi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut turut hadir narasumber lain yakni Agus Haryadi, Dosen Syariah Nasional Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), Sanya Yogatama Assistant Vice President PT Asuransi Takaful, Dr Taufik Hidayat Direktur Jasa Keuangan Syariah KNEKS, dan Dewi Wahyuni, Nasabah Asuransi Jiwa Syariah. (MW/Zul)