Prof Luki Adrianto Kenalkan Pendekatan SES dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Indonesia

Prof Luki Adrianto Kenalkan Pendekatan SES dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Indonesia

prof-luki-adrianto-kenalkan-pendekatan-ses-dalam-pengelolaan-sumberdaya-perikanan-indonesia-news
Riset

Dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar, yang digelar secara online, 16/3, Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Prof Luki Adrianto menjelaskan bahwa pengelolaan perikanan dihadapkan pada pengelolaan sebuah sistem yang kompleks (complex system). Yaitu interaksi antara sistem ekologi perairan dan sistem sosial.

“Dalam implementasinya, pengelolaan perikanan masih belum mempertimbangkan keseimbangan antar keduanya. Kepentingan pemanfaatan untuk kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dirasakan lebih besar dibandingkan dengan kesehatan ekosistemnya, atau sebaliknya. Dengan kata lain, pendekatan yang dilakukan masih parsial dan belum terintegrasi,” ujarnya.

Social-Ecological System (SES), lanjutnya, adalah konsep yang muncul untuk memahami dinamika keterkaitan yang tidak terpisahkan antara sistem ekologi (ecological system) dengan sistem sosial (social system). Keterkaitan antar kedua sistem ini merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat dipisahkan (intertwined) dan bersifat tidak dapat sempurna pulih (irreversible).

“Dengan menggunakan pendekatan SES, maka pemahaman secara utuh terhadap sistem perikanan sebagai unit SES dapat ditingkatkan untuk menjamin keberlanjutan sistem perikanan tersebut,” tuturnya.

Ia mengatakan, hasil penelitian pengelolaan perikanan lamun di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, menunjukkan bahwa dengan menggunakan analisis keterkaitan deskriptif kualitatif, ekosistem lamun menjadi sumber pendapatan utama bagi nelayan tradisional di empat desa. Yaitu Desa Teluk Bakau, Desa Malang Rapat, Desa Berakit, dan Desa Pengudang dengan variasi elemen yang berbeda.

“Dalam konteks dekonstruksi kebijakan, maka saya mengusulkan tiga kerangka kebijakan. Yakni mewujudkan kepemimpinan global dalam praktik perikanan berkelanjutan; memperkuat kerangka tata kelola perikanan nasional (fisheries governance) yang inklusif, tangguh dan berkelanjutan dengan pendekatan ekosistem; meningkatkan upaya kolektif untuk pencapaian target pembangunan berkelanjutan perikanan dengan pendekatan integrasi sistem sosial dalam sistem ekologi berbasis Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP),” tandasnya. (Zul)