IPB University Bekerjasama dengan Colossal Bioscience dan Re:Wild di Dallas, Texas untuk Konservasi Spesies Terancam Punah

IPB University bekerja sama dengan Colossal Labs dan Re:Wild di Dallas, Texas di bidang konservasi spesies terancam punah. Keduanya adalah organisasi nonpemerintah bidang konservasi. Penandatanganan kerjasama internasional antara IPB University, Colossal Biosciences, dan Re:Wild dilakukan dalam Workshop on the World’s Leading Researchers in Sumatran Rhino Reproduction di Dallas, beberapa waktu lalu.
Ada tujuh delegasi IPB University yang hadir dalam kegiatan ini. Dipimpin Rektor IPB University, Prof Arif Satria, tiga di antaranya perwakilan IPB University lainnya berasal dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB). Mereka adalah Prof Bambang Purwantara, Prof Arief Boediono dan Dr Drh Muhammad Agil, MScAgr, DiplACCM.
Kerjasama tersebut mencakup kegiatan penelitian dam perkembang-biakan Badak Sumatera. Kesepakatan kerjasama ditandatangani oleh Rektor IPB University Prof Arif Satria, Founder & CEO Colossal Bioscience Ben Lamm, dan Chief Scientist & CEO Re:Wild, Wes Sechrest, PhD. Penandatangan kesepakatan ini disaksikan oleh Wakil Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Houston, Oktorian Hakim.
Rektor IPB University Prof Arif Satria mengatakan bahwa Colossal Bioscience saat ini menjalankan sebuah proyek untuk menghidupkan kembali mammoth, hewan menyerupai gajah raksasa yang telah punah pada zaman es melalui proses gene-editing.
“Collosal Bioscience mendukung upaya konservasi Badak Sumatera sebagai prioritas hewan-hewan yang terancam punah di dunia. Sedangkan Re:Wild merupakan lembaga yang bertujuan untuk melindungi dan memulihkan satwa liar yang hampir punah,” jelasnya.
Selain kerjasama dengan Colossal Labs dan Re:Wild, IPB University juga menjalin kerjasama Station Collage Texas A & M University di Dallas, Texas, USA.
“Keberhasilan peningkatan populasi Badak Sumatra tidak hanya bermanfaat untuk konservasi hewan terancam punah di Indonesia, namun juga hewan terancam punah lainnya di dunia,” ungkap Prof Arif Satria.
Dengan kerjasama ini, Prof Arif berharap kapasitas IPB University akan meningkat dan semakin diakui dunia sebagai World Class University. Dilansir dari World Wide Fund for Nature, ada lima spesies badak di dunia, yaitu: Badak Putih di Afrika, Badak Hitam di Afrika, Badak Bercula Satu di Asia, Badak Jawa dan Badak Sumatera di Indonesia.
Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula. Di Indonesia, penangkaran badak Sumatera dilakukan di Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
Perkembangan terakhir Badak Sumatera ialah badak betina yang bernama Rosa melahirkan anak badak betina pada 24 Maret 2022 lalu. Anak badak lahir dari hasil perkawinan Rosa dengan badak jantan Andatu. Kelahiran badak betina dari badak Rosa ini merupakan hasil dari kebuntingan badak Rosa yang kesembilan, dengan masa kebuntingan 476 hari. (AP/Zul)