Mahasiswi Doktoral IPB University Juarai Kompetisi Lari Maraton
Bermula dari kegemarannya mengikuti kompetisi maraton, Iriyani Harun, mahasiswa program doktor (S3) Ilmu Gizi IPB University berhasil meraih Podium 2 Kategori Female Ultra Maraton Self Support dengan waktu tempuh 7 jam 1 menit. Kompetisi yang digelar pada 31 Desember 2019-1 Januari 2020 tersebut diselenggarakan oleh Bogor Runners dengan rute Jakarta-Bogor dan diikuti lebih dari 300 peserta.
“Awalnya saya menggeluti berbagai bidang olahraga, seperti basket, tenis lapang, karate dan renang. Tetapi pada tahun 2015 saya mencoba untuk mengikuti kompetisi maraton, dan akhirnya saya jatuh cinta dengan lari,” ungkap Iriyani. Kecintaannya dengan lari ternyata tidak seindah yang ia bayangkan. Ia mengaku sempat mengalami cedera serius ketika mengikuti Event Bintaro Loop 120 kilometer pada tahun 2018.
“Waktu itu sisa jarak tempuh lari saya 36 kilometer lagi, saya dengan berat hati harus menghentikan karena cedera lutut yang parah dan tidak memungkinkan bagi saya untuk melanjutkan. Memang sedih, karena saya tipe atlet yang pantang menyerah, tetapi saya harus melawan ego saya untuk berhenti dan jika saya tetap memaksa lari maka seumur hidup saya tidak akan bisa berlari lagi,” imbuhnya.
Sebelum meraih prestasinya di Podium 2 Kategori Female Ultra Marathon Self Support pada event Tugu to Tugu, Iriyani juga berhasil mendapat Juara 3 pada ITB Ultra 200 km 2019, Juara 2 pada Tambora 320 km 2019 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kompas, Juara 2 pada Jakarta Ultra 100 km 2018, dan Juara 3 pada Bandung Ultra Trail 100 km 2018 dengan kategori Relay.
Ketertarikan Iriyani terhadap lari bermula ketika dirinya berusaha menurunkan berat badan akibat obesitas. Ia berusaha menurunkan berat badan dengan berlari dan mencoba beberapa kompetisi lari. Dengan kegiatan larinya tersebut, ia berhasil menurunkan berat badan dari 73 kilogram menjadi 54 kilogram dalam waktu 12 bulan.
Untuk mengikuti perlombaan, Iriyani terlebih dahulu melakukan persiapan fisiknya dua bulan sebelumnya. “Saya melakukan persiapan dua bulan sebelum perlombaan. Persiapan yang saya lakukan adalah diet sehat dan latihan yang cukup, tujuannya adalah untuk memperbaiki performa saya. Untuk diet sehat, saya menghindari makanan yang berminyak seperti gorengan dan sejenisnya dan jajanan yang tidak jelas. Saya juga lebih menyukai untuk mengonsumsi makanan yang real food bukan junk food,” tutupnya. (SM/RA)