Para Dosen IPB University Bahas Vetiver, Usulkan Kombinasi dengan Tanaman Lain
Merespon bencana banjir dan longsor yang terjadi di beberapa tempat akibat curah hujan yang tinggi di Indonesia akhir-akhir ini, Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria mengumpulkan para dosen pakar di bidang terkait untuk memberikan solusi terhadap persoalan tersebut. Dalam diskusi pakar tersebut dibahas juga tentang seleksi tanaman yang cocok untuk mencegah longsor seperti penggunaan vetiver atau tanaman akar wangi.
Saat ini sedang ramai dibahas tentang tanaman vetiver yang mampu mencegah terjadinya erosi atau longsor. Menurut Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Prof Hefni Effendi, vetiver memiliki pertumbuhan dan pengakaran yang kuat namun hanya tepat untuk jangka pendek. Untuk itu perlu diintegrasikan dengan tanaman lain dalam rencana yang lebih besar dan jangka panjang.
Prof Hadi Susilo Arifin, Guru Besar di bidang ekologi dan arsitektur lanskap IPB University juga mengemukakan bahwa pemilihan tumbuhan dan tanaman hanyalah salah satu aspek teknis yang harus diletakkan pada perencanaan mitigasi bencana yang menyeluruh. Akar wangi atau vetiver memang dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi erosi, akan tetapi perlu dilengkapi dengan teknik budidaya dan pelibatan masyarakat yang tepat. Prof Hadi mengusulkan model penanaman yang lebih menyeluruh seperti sistem agroforestri.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Seameo Biotrop yang juga dosen IPB University dari Fakultas Kehutanan, Dr Irdika Mansur menyarankan kombinasi tanaman yang tidak hanya menjalankan fungsi ekologis tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Alternatif yang ditawarkan adalah ragam tanaman atsiri yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman seperti vetiver perlu kombinasi dengan tanaman semusim lainnya seperti sereh wangi dan yang lebih penting adalah tanaman tahunan seperti pala dan kayu putih.
Sementara itu, menurut Prof Budi Indra Setiawan, dosen IPB University dari Fakultas Teknologi Pertanian, salah satu tanaman tahunan yang sangat potensial digunakan adalah pala hutan atau pala Aceh. “Pala Aceh dapat ditanam pada tanah terjal dan bebatuan. Kami sudah meneliti penggunaan pala hutan dan teknik zero run-off air di beberapa lokasi,” ujarnya.
Diskusi ini juga dihadiri para pakar lainnya diantaranya Prof Slamet Susanto, Dr Ade Wachyar, Dr Sintho Wahyuning Ardi dan ahli minyak atsiri, Dr Meika S Rusli. (**/zul)
Keyword: Minyak Atsiri, Akar Wangi, Vetiver, Longsor, dosen IPB University