Dosen Mengabdi dari IPB University, Edukasi Keluarga di Desa Cibatok untuk Pencengahan Stunting

Dosen Mengabdi dari IPB University, Edukasi Keluarga di Desa Cibatok untuk Pencengahan Stunting

dosen-mengabdi-dari-ipb-university-edukasi-keluarga-di-desa-cibatok-untuk-pencengahan-stunting-news
Berita

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University melakukan program Dosen Mengabdi yang dilakukan oleh dosen-dosennya dalam rangka pengabdian kepada masyarakat guna pengembangan, diseminasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan bangsa. Kali ini kegiatan Dosen Mengabdi dilaksanakan di Kampung Cibeureum, Desa Cibatok, Bogor (18-28/11) dengan tema berbagi ilmu dan mengedukasi keluarga untuk pencengahan stunting.

Ada tiga dosen yang melakukan penyuluhan pencengahan stunting dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) yaitu Dr Yulina Eva Riany,  Dr Melly Latifah, dan Dr Dwi Hastuti.

Dalam paparannya, Dr Yulina Eva Riany berharap bahwa kegiatan dosen mengabdi ini harus bisa membangun kesadaran masyarakat bahwa keluarga memiliki peran vital dalam pembentukan generasi yang berkualitas. Pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab sekolah, melainkan tanggung jawab bersama antar keluarga, sekolah, dan masyarakat. Untuk itu, pendidikan keluarga merupakan hal yang utama dan penting dalam mengasuh dan mendidik anak-anak.

“Kegiatan yang diinisiasi oleh LPPM ini sangat penting dilakukan karena merupakan media dalam menjembatani kebutuhan untuk menyalurkan keilmuan langsung kepada user yaitu masyarakat sekaligus memberikan wawasan keilmuan kepada masyarakat. Harapannya, ada banyak program seperti dosen mengabdi yang fokus pada penguatan peran dan fungsi keluarga dalam mendidik anak dirumah, pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam menyiapkan generasi yang berkualitas akan semakin baik,” katanya.

Sementara Dr Melly Latifah memberikan materi penyuluhan terkait pentingnya membangun kedekatan bayi dengan ibu untuk membentuk generasi tangguh. “Pentingnya membangun kedekatan bayi harus dilakukan ibu ketika 1000 hari pertama kelahiran dikarenakan beberapa hal. Yakni memberikan rasa nyaman pada bayi, daya hidup bayi tinggi, anak lebih sehat, tahan terhadap penyakit, membuat anak merasa aman untuk bereksplorasi (membuat anak menjadi cerdas), mengembangkan hati nurani anak, agar anak terampil mengatasi rasa frustasi dan stres, kemudian anak mampu menangani ancaman dan tantangan dan anak mampu menangani emosi negatif, “ tuturnya.

Sedangkan Dr Dwi Hastuti menjelaskan tentang pola asuh kesehatan untuk anak usia bawah dua tahun (baduta).  Ada beberapa hal penerapan yang dapat dilakukan yaitu latih anak untuk bergerak, mandi teratur, berjemur, menggunakan alas kaki saat keluar rumah dan menggunakan pakaian yang bersih. Pembiasaan hidup sehat penting ditanamkan orang tua sejak dini agar anak kelak memiliki hidup bersih dan sehat.

Ia juga menjelaskan, bahwa pola asuh kesehatan dan pola asuh makan seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Kunci utama dalam penerapan pola asuh kesehatan dan makan yaitu ibu harus memberikan dan mengarahkan anak dengan penuh kasih sayang.

“Terima kasih kepada LPPM IPB University yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk dapat berbagi ilmu kepada masyarakat desa. Ide kegiatan Dosen Mengabdi sangat bagus karena memberi kesempatan dan memudahkan para dosen untuk menyebarkan ilmunya kepada masyarakat desa yang membutuhkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan hidup,” ujarnya.

Hadir dalam acara ini 212 orang yang terdiri dari kader Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), kader posyandu dan ibu yang memiliki anak baduta sebagai target sasaran kegiatan. (Dwi/Awl/Zul)

Kata Kunci : Dosen Mengabdi IPB University, Pencegahan Stunting, Pola Asuh Kesehatan, Desa Cibatok 2