Mahasiswa IPB University Ciptakan “Ashpotter”, Pembersih Limbah Tambak Udang dan Raih Juara 1 Nasional
Sektor perikanan Indonesia, saat ini sedang didorong untuk menghasilkan produksi ikan secara berkelanjutan, baik dari sektor perikanan tangkap maupun budidaya. Sektor budidaya, saat ini mulai digemari banyak kalangan karena menjanjikan sebagai bisnis. Salah satunya adalah tambak udang.
Namun yang menjadi permasalahan dalam budidaya udang adalah limbah udang yang menumpuk di dasar kolam. Melihat kondisi tersebut, mahasiswa IPB University dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Sefto dan Mayrani Tika Mulyana, membuat alat pembersih limbah dasar tambak udang otomatis yang diberi nama “Ashpotter”.
Ashpotter berhasil menjadi Juara 1 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik kelautan (Himatekla) Institut Teknologi Surabaya (ITS), awal Oktober lalu.
“Latar belakang daripada inovasi ini ialah budidaya intensif tambak dengan over feedingnya membuat menumpuknya limbah padat pada dasar tambak. Hal ini mengharuskan untuk dilakukan pembersihan secara berkala dengan siphon konvensional. Yaitu dengan manusia turun langsung ke kolam, namun manusia memiliki keterbatasan tenaga dan waktu, sehingga diperlukan inovasi teknologi di bidang ini,” ujar Sefto.
Menurut Sefto, Indonesia sedang menuju Indonesia 4.0 yang semua serba digital dan otomatis. Sehingga diharapkan dengan inovasi ini pembersihan tambak dapat dilakukan dengan efektif dan efisien dari segi tenaga serta waktu.
Sistem teknologi Ashpotter ini terletak pada siphon otomatis. Siphon bekerja dengan cara membuka dan menutup pipa di area tengah kolam dan limbah akan terbuang melalui saluran bawah tanah menuju kolam pembuangan dengan berbagai konsep ilmu fisika.
“Teknologi Ashpotter ini kuncinya terletak pada siphon otomatisnya. Nah, siphon ini bekerja dengan cara buka tutup pipa di area tengah kolam dan limbahnya ini, nantinya akan terbuang melalui saluran bawah tanah menuju kolam pembuangan.
Bagaimana proses ini bekerja? Kita menggunakan konsep-konsep ilmu fisika salah satunya seperti bejana berhubungan,” ujarnya.
Inovasi seperti ini masih jarang, apalagi udang merupakan komoditas perikanan terbesar di Indonesia dalam hal produksi maupun ekspor. Pengembangan inovasi ini ke depannya adalah diproduksi secara massal setelah dipatenkan. Harapannya, para petambak mengganti sistem siphon konvensional mereka menggunakan unit pembersih ini.
“Untuk pengembangannya sendiri, mungkin lebih ke wujud implementasinya yang nantinya akan diproduksi setelah dipatenkan. Setelah petambak menggunakan inovasi ini, diharapkan produksi udang dapat meningkat drastik. Selain itu, penerapannya juga dapat mendorong pendapatan masyarakat Indonesia lebih tinggi lagi dan menambah devisa negara melalui kegiatan ekspor udang yang lebih besar lagi,” tambah Sefto. (Ath/Zul)
Keyword: Tambak Udang, Ashpotter, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK IPB University, mahasiswa IPB