IPB University Kirim Fasilitator untuk Kembangkan Urban Farming di Kota Cimahi

IPB University Kirim Fasilitator untuk Kembangkan Urban Farming di Kota Cimahi

ipb-university-kirim-fasilitator-untuk-kembangkan-urban-farming-di-kota-cimahi-news
Berita

Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University yang dipimpin oleh Kepala Bidang Program Pelayanan kepada Masyarakat, Dr Prayoga Suryadharma dan Kepala Bagian Tata Usaha, Astridina, SE, MM mengantar fasilitator Stasiun Lapang Agro Kreatif (SLAK) ke Kota Cimahi. Penempatan fasilitator SLAK di Kota Cimahi merupakan bentuk upaya kerjasama antara LPPM IPB University dengan pemerintah daerah Kota Cimahi dalam pengembangan urban farming (pertanian perkotaan). Tim diterima di Kantor Bappeda Kota Cimahi Jawa Barat, Selasa (12/11) oleh Kepala Bappeda Kota Cimahi, Huzein Rachmadi, Kepala Bidang Pertanian dan Perikanan, Dinas Pangan dan Pertanian, Mita Mustikasari, S.Pt, MM, Kepala Seksi Pertanian, Tentri dan Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi, Juper.
 
Pada kesempatan tersebut, Huzein Rachmadi menyampaikan bahwa inovasi baru untuk pengembangan ketahanan pangan dan pertanian di Kota Cimahi perlu diupayakan dengan kondisi lahan yang terbatas. Menurutnya, sudah ada beberapa upaya yang telah dikembangkan oleh pemerintah daerah Kota Cimahi. Diantaranya mengembangkan sekolah berkebun terdiri 3 SD dan 3 SMP, mengembangkan duren Kawarung yang semula hanya tinggal satu pohon kini sudah berjumlah 1.650, mengembangkan daun Reundeu menjadi teh.

“Rencana ke depannya yaitu mengembangkan one village one product. Yakni mengembangkan lebah, jahe dan pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang berjumlah 15 KWT di 15 Kelurahan. Harapannya, dalam pengembangan pertanian dapat dilakukan secara penta helix antara pemerintah, perguruan tinggi, komunitas, kelompok wanita tani, media massa dan pengusaha,” tuturnya.
 
Sementara itu, Mita Mustikasari menambahkan bahwa permasalahan yang dihadapi di Kota Cimahi yaitu alih fungsi lahan, pendapatan pertanian rendah, alih teknologi masih rendah, sumber daya manusia (SDM) yang sebagian besar generasi tua.

“Bagaimana menciptakan mindset untuk generasi milenial bahwa pertanian perkotaan itu tidak harus kotor, tidak harus menyangkul namun kegiatan bertani yang bersih, berdasi dan menghasilkan ekonomi yang banyak. Konsep ke depannya yaitu bagaimana mengintegrasikan kegiatan pertanian peternakan dan perikanan dalam satu lahan,” ujarnya.
 
Menanggapi hal tersebut, Dr Prayoga berharap keberadaan fasilitator SLAK LPPM IPB University ini dapat membantu pemerintah Kota Cimahi untuk mengembangkan kegiatan urban farming (pertanian perkotaan) yang bukan hanya berkaitan dengan pertanian, melainkan dari segi bisnis pertanian perkotaan (dari hulu, pengembangan bibit, penanaman, hingga formulasi produk turunan).
 
”Fasilitator akan ditempatkan selama dua pekan untuk mengidentifikasi masalah yang ada. Kemudian dosen yang punya kepakaran dalam bidang pertanian perkotaan yaitu Dr Dewi Sukma dari Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB University akan kami datangkan ke Cimahi untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada. Kegiatan yang berpotensi untuk dikembangkan oleh KWT yaitu kegiatan urban farming yang berkaitan dengan pengembangan tanaman hias dan jahe,” ujar Dr. Prayoga. (NF/WD/Zul)

Keyword: SLAK, LPPM IPB University, Kota Cimahi