Sekolah Vokasi IPB University Jalin Kerjasama Internasional Proyek Pengembangan Pendidikan Vokasi
Konsorsium Sekolah Vokasi dengan Maastricht School of Management dan AARES University of Applied Sciences Belanda pada tanggal 8-10 Oktober menyelenggarakan lokakarya mengawali proyek selama tiga tahun yang berjudul “Improving Demand Driven Vocational Training and Education in Poultry and Dairy”.
Proyek ini memiliki tujuan untuk mencari inovasi-inovasi baru dalam pengembangan kurikulum program pendidikan vokasi baik di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun perguruan tinggi vokasi di Indonesia dalam bidang industri perunggasan dan persusuan untuk memastikan bahwa kurikulum tersebut selaras dengan kebutuhan pasar.
Dalam sambutan pembukaan lokakarya, Wakil Rektor bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University, Dr. Drajat Martianto mengatakan bahwa proyek kolaborasi antara Sekolah Vokasi (SV) IPB University, Maastricht School dan AARES ini sangat penting agar lulusan program pendidikan vokasi baik di tingkat SMK maupun pendidikan tinggi vokasi ke depan lebih siap dan memiliki kompetensi sebagaimana yang dibutuhkan oleh pengguna lulusan dan kebutuhan pasar kerja atau dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Dr Arief Daryanto, Dekan SV IPB University yang dalam hal ini bertindak sebagai “project co-leader” menyatakan bahwa proyek pengembangan pendidikan vokasi ini salah satu tujuannya adalah mengubah pembelajaran dari yang bersifat “supply driven” ke “demand driven” sehingga lulusan atau tamatan SMK dan perguruan tinggi vokasi bisa lebih adaptif terhadap perubahan untuk menjadi SDM yang terampil bekerja dan siap berwirausaha.
Lebih lanjut dikatakan oleh Dr Arief Daryanto bahwa lokakarya kali ini juga bertujuan untuk memperkenalkan kepada para peserta pemangku kepentingan bagaimana platform “triple helix” dapat digunakan untuk membangun pemahaman bersama tentang masalah yang dihadapi dan kemudian memformulasikan strategi pengembangan kurikulum yang lebih kekinian, relevan dan efektif untuk program pendidikan vokasi baik di level SMK maupun perguruan tinggi.
Peserta workshop tiga hari tersebut sebanyak 70 peserta yang merupakan pemangku kepentingan “triple helix” yang berasal dari DUDI, pemerintah dan akademisi.
Bertindak sebagai narasumber dalam lokakarya antara lain Anton Joenoes Supit (Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial KADIN), Direktur Pembinaan SMK (Dr. Ir. M. Bakrun, MM), Joost Nuijten (Deputy Head of Economic Department, Netherlands Embassy in Indonesia), Dr Desianto (Charoen Pokphand Indonesia), Huub Mudde dan Gigi Limpens (Maastricht School of Management), Daan Westrik dan Ernst Beitler (AARES). (Ris)