Mahasiswa IPB University Temukan Udang Purba Saat Eksplorasi Gua di Kalimantan Barat
Setiap tahun, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lawalata IPB University selalu melakukan ekspedisi ke berbagai daerah di Indonesia. Sudah tak terhitung lagi berapa jumlah daerah yang telah didatangi oleh UKM Lawalata.
“Kegiatan ini adalah bentuk dari Studi Lapangan Anggota (SLA), yaitu sebuah pembelajaran kepada anggota baru Lawalata yang baru masuk untuk membuat perjalanan mandiri dan tentunya tidak lepas dari slogan kami yaitu scientific adventure. Banyak sekali kekayaan-kekayaan yang dimiliki Indonesia, tak terkecuali di ujung negeri sekalipun. Sudah seharusnya mahasiswa, sebagai penerus bangsa harus menjajaki dan menggali kekayaan-kekayaan lainnya yang mungkin belum terungkap,” ujar Salma Zubaidah, Ketua Umum Lawalata IPB University saat ini.
Pada tahun 2019 ini, tempat yang dikunjungi oleh Lawalata IPB University yaitu Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum di Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia. Ekspedisi ini fokus pada eksplorasi nilai penting kawasan karst yang ada di Kabupaten Putussibau. Kawasan karst di Kabupaten Putussibau adalah hulu dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas dan menjadi penting untuk dijaga dan dilestarikan ekosistem dan sumber daya lain yang ada di dalamnya.
“Kami memetakan enam gua yang ada di sana dan mengidentifikasi biota-biota yang ada di dalamnya. Menariknya, kami menemukan apa yang disebut sebagai udang purba (Stenasellus sp.) di dalam salah satu gua. Saat ini spesimennya sudah diserahkan ke LIPI untuk ditelaah lebih lanjut,” ujar Zufar selaku Ketua Tim Ekspedisi. Udang purba yang dimaksud Zufar diduga adalah jenis yang sama dengan spesies baru yang ditemukan di Jawa Barat oleh Dr. Cahyo Rahmadi seorang peneliti di Pusat Biologi LIPI.
Dari kegiatan ini, tim ekspedisi membuat film dokumenter, infografis, laporan ilmiah, dan seminar. “Kami berharap bahwa kawasan karst yang ada di Putussibau tetap lestari dan menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi hewan, tanaman, dan masyarakat adat di dalamnya. Selain itu kami juga berharap bahwa data dan hasil dari ekspedisi ini dapat berguna bagi masyarakat, taman nasional, dan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Kami juga akan mengadakan seminar hasil ekspedisi ini pada tanggal 5 Oktober 2019 di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus Dramaga Bogor”, tutup Zufar. (**/Zul)