IPB University Gelar Konferensi Bahas Making Indonesia 4.0
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dan modern, bidang agroindustri menjadi bidang yang potensial untuk dikembangkan. Dengan mengusung misi mempromosikan agroindustri sebagai penggerak pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di era globalisasi, Asosiasi Agroindustri Indonesia (AGRIN) bersama Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB University dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menyelenggarakan International Conference on Innovation in Technology and Management for Sustainable Agroindustry (ITaMSA) 2019.
Konferensi internasional yang dihelat di IPB International Convention Center, Bogor (9-10/10) ini menghadirkan 120 peserta yang berasal dari berbagai negara diantaranya Australia, Jerman, Brunei Darussalam dan Malaysia.
Rektor IPB University, Dr Arif Satria menyampaikan, kegiatan konferensi agroindustri penting dilaksanakan dalam kaitannya untuk berbagi pengetahuan, pengalaman maupun ide dalam rangka memajukan dan mewujudkan sistem agroindustri yang berkelanjutan.
“Forum ini dapat dikatakan sebagai respon terhadap tantangan revolusi industri 4.0 yang dicanangkan oleh pemerintah saat ini,” ungkap dosen IPB University dari Fakultas Ekologi Manusia ini.
Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan tiga isu utama yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia ke depannya. Pertama, respon terhadap peluang revolusi industri 4.0 yang saat ini disebut sebagai Making Indonesia 4.0.
Kedua, kebutuhan energi yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya populasi penduduk Indonesia dari tahun 2016 sampai 2050. Dan isu ketiga adalah tentang isu keberlanjutan atau sustainability.
Terkait kebutuhan energi di masa mendatang, Rektor menilai, energi terbarukan akan menjadi kebutuhan penting pasokan energi di Indoneisa.
“Kelapa sawit adalah salah satu sumberdaya penting untuk memproduksi bioenergi, termasuk di dalamnya biodiesel, bioavtur, jet biofuel, green diesel, maupun green gasoline,” paparnya.
Di sisi lain, isu sustainability saat ini juga menjadi isu penting karena untuk mewujudkan agroindustri yang berkelanjutan. Ada tiga kategori utama yang digunakan untuk mewujudkan agroindustri berkelanjutan yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial.
Untuk mewujudkan agroindustri berkelanjutan, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Dr. Ngakan Timur Antara menyampaikan, saat ini pemerintah sedang mencanangkan program yang diberi nama Making Indonesia 4.0.
“Ada tiga prinsip dasar yang digunakan dalam program Making Indonesia 4.0, yaitu peningkatan produktivitas, peningkatan ekspor manufaktur dan memperkuat industri hulu yang stretegis,” ungkap Dr. Ngakan.
Ia mengaku, ada lima sektor utama yang akan menjadi fokus implementasi Making Indonesia 4.0 yaitu sektor makanan dan minuman, tekstil, otomotif, kimia dan elektronik.
“Untuk mewujudkan agroindustri yang berkelanjutan, perlu memperhatikan bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia saat ini, untuk itu, nanti akan ada treatment bagi generasi muda tentang digitalisasi dan agroindustri,” tambah Ngakan.
Ia juga menambahkan, untuk mewujudkan sistem industri 4.0 di Indonesia, perlu dibangun ekosistem yang mendukung. Ekosistem yang dimaksud adalah sinergitas antara pemerintah, konsultan, akademisi, industri, perbankan dan penyedia teknis.
Oleh karena itu, melalui konferensi internasional agroindustri kali ini, diharapkan dapat memberikan solusi bagi permasalahan agroindustri di Indonesia. (rosyid/Zul)