Dosen Sekolah Vokasi IPB University Terima Anugerah Inovasi Jabar 2019 Berkat Aplikasi Penerjemah Tangis Bayi

Dosen Sekolah Vokasi IPB University Terima Anugerah Inovasi Jabar 2019 Berkat Aplikasi Penerjemah Tangis Bayi

dosen-sekolah-vokasi-ipb-university-terima-anugerah-inovasi-jabar-2019-berkat-aplikasi-penerjemah-tangis-bayi-news
Prestasi

Dosen Sekolah Vokasi (SV) IPB University, Medhanita Dewi Renanti, SKom, MKom berhasil mendapatkan Anugerah Inovasi Jawa Barat 2019 berkat temuannya yaitu aplikasi penerjemah tangisan bayi. Penyerahan penghargaan akan dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat pada tanggal 18 Agustus 2019 di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat. Medhanita menciptakan aplikasi bernama Madsaz yang dapat menerjemahkan tangis bayi usia 0-3 bulan versi Dunstan Baby Language.

Aplikasi ini bisa menerjemahkan lima jenis tangisan bayi yaitu bayi lapar, bayi lelah atau mengantuk, bayi ingin bersendawa, bayi masuk angin atau perut kembung dan bayi yang tidak nyaman (karena popok basah, udara terlalu panas atau dingin atau hal lain). Tangisan bayi tersebut bersifat universal atau sama, meskipun berbeda negara, suku bangsa, dan bahasa.

Medhanita berhasil menjadi salah satu dari tiga penerima anugerah karena aplikasinya mempunyai rating 4,41 di playstore dan sampai saat ini pengunduh sudah mencapai 33.960 dari 109 negara. Pada tahap awal, dari sekitar 96 peserta yang diseleksi hanya diambil 11 kandidat yang dipilih dan salah satunya adalah Madsaz di tahap 1. Tahap  2 dipilih 6 kandidat dan tahap akhir ada 3 pemenang.

Aplikasi ini gratis dan bisa diunduh di playstore. Manfaat yang diperoleh adalah orang tua yang baru mempunyai anak dapat dengan cepat dan mudah mengetahui arti tangisan bayinya. Hal ini membuat orang tua merasa lebih percaya diri dalam mengasuh bayinya sehingga tingkat stres mereka berkurang signifikan. Di sisi lain, bayi cepat tenang karena orang tua dapat mengambil tindakan yang tepat berdasarkan arti tangisan bayinya.
Aplikasi ini tersedia dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Cara menggunakan aplikasi ini sangat mudah yaitu dengan menekan tulisan ”REKAM” (ID) atau “RECORD”(EN) ketika bayi menangis. Output atau arti tangis bayi akan ditampilkan di layar Handphone dalam waktu kurang lebih 10-40 detik setelah proses perekaman (button berwarna pink untuk klasifikasi output yang dihasilkan). Selain menampilkan arti tangis bayi, aplikasi ini akan menampilkan solusi yang dapat dilakukan oleh orang dewasa kepada bayi sesuai dengan klasifikasi tangisannya.
Ke depan aplikasi ini akan dikembangkan dalam enam bahasa. Saat ini baru dua bahasa yakni Indonesia dan Inggris. Medhanita juga akan memperbaiki akurasi dengan menggunakan metode yang berbeda, membuat device, dan mengombinasikan image dan voice recognition.

“Nilai strategis dari aplikasi yang saya kembangkan ini adalah masyarakat akan lebih mengenal inovasi IPB University,” tegasnya.

Menurut Medhanita, Dunstan Baby Language merupakan bahasa bayi yang diklasifikasikan oleh Priscilla Dunstan, musisi asal Australia yang mempunyai bakat mengingat semua jenis suara atau yang dikenal dengan sound photograph. Delapan tahun Priscilla meneliti sejak 1998 dan mengumpulkan bayi-bayi dari berbagai negara, suku bangsa dan bahasa. Priscilla menemukan suatu bahasa yang sama yang digunakan bayi-bayi tersebut untuk berkomunikasi yang disebut Dunstan Baby Language (DBL).

Klasifikasi DBL antara lain, tangis bayi: “neh” yang berarti lapar, “owh” berarti lelah yang mengindikasikan bayi mulai mengantuk, “eh” berarti ingin sendawa, “eairh” berarti masuk angin (perut kembung), “heh” berarti bayi merasa tidak nyaman (bisa karena popoknya basah, udara terlalu panas atau dingin, atau hal lainnya).

“Aplikasi ini saya kembangkan saat hamil anak pertama. Jadi ketika anak saya menangis, saya coba identifikasi secara naluri saja. Ketika saya sudah belajar DBL, saya merasa lebih percaya diri saja ketika bayi saya menangis, minimal sudah punya dugaan awal mengapa bayi saya menangis. Saya punya tindakan yang tepat ketika bayi saya menangis waktu itu. Awal masuk kuliah jenjang magister, saya sudah berdiskusi dengan salah satu dosen S2 yaitu Prof Agus Buono yang pada akhirnya beliau menjadi dosen pembimbing pertama saya untuk tesis. Di awal semester saya sudah mulai mengambil data-data tangis bayi. Sekitar bulan April tahun 2013, Alhamdulillah software penerjemah tangis versi dekstop berhasil dibuat dengan akurasi 94 persen (belum android),” tuturnya.

Waktu itu Medhanita menggunakan 140 tangis bayi sebagai data latih dan 35 tangis bayi sebagai data uji. Setelah seminar, aplikasi tersebut ternyata banyak diminati teman-teman, saudara-saudara, mahasiswa bahkan masyarakat luas hingga tercetus ide untuk membuat aplikasi versi android.

Penemuannya ini banyak mendapat respon postif dari berbagai pihak dan hal ini mendorongnya untuk mengembangkannya dalam versi android di tahun 2014. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, pada tanggal 2 November 2018 aplikasi tersebut launching perdana di playstore dengan nama Madsaz.

“Nama Madsaz diambil dari nama saya, suami, dan anak saya,” tambah dosen yang mengajar Aplikasi Komputer, Basis Data, dan Perancangan Web di Sekolah Vokasi IPB University ini. (YDI/Zul)