Resah Pencemaran Danau, Mahasiswa IPB University Manfaatkan Kapal Intelligent Sampling

Resah Pencemaran Danau, Mahasiswa IPB University Manfaatkan Kapal Intelligent Sampling

resah-pencemaran-danau-mahasiswa-ipb-university-manfaatkan-kapal-intelligent-sampling-news
Riset

Cemaran pada suatu perairan dapat mengancam kelestarian biota pada perairan tersebut. Tercemarnya danau mengakibatkan terjadinya gangguan ekosistem hingga kematian pada ikan. Hal ini melatarbelakangi Chaidar Aji Nugroho, Ahmad Vidura, Muhammad Rizky Rahman dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University melakukan riset terkait sampling kualitas air.

Tim ini memberi nama risetnya intelligent sampling. Intelligent sampling yaitu metode pengambilan data kualitas perairan menggunakan tiga buah kapal otonom yang saling berkoordinasi yang disebut sebagai swarm-ship. Chaidar selaku Ketua Tim menjelaskan bahwa selain untuk survei kualitas perairan danau, teknologi ini bisa dikembangkan lebih lanjut seperti pada bidang pertahanan dan keamanan.

Sistem ini menggunakan konsep swarm atau dapat disebut sebagai konsep gotong royong, dimana ada beberapa kapal otonom yang menjalankan misi secara bersama-sama. Kapal-kapal tersebut mampu melakukan komunikasi satu sama lain sehingga dapat saling terintegrasi dan mampu membentuk formasi-formasi yang memudahkan mereka menyelesaikan misi.

"Kita hanya perlu memerintahkan satu kapal pemimpin untuk melakukan misi melalui program dan kapal tersebutlah yang selanjutnya akan mengatur pergerakan kapal-kapal lain yang berperan sebagai pengikut. Misi yang kami perintahkan adalah merekam data kualitas air dengan formasi sejajar, sehingga dengan formasi tersebut data yang terekam akan lebih rapat dan waktu perekaman lebih cepat. Selain bisa menghemat waktu, cara ini menghasilkan sebaran spasial yang lebih akurat," tuturnya.

Melalui ide intelligent sampling, tim yang dibimbing oleh Prof Dr Ir Indra Jaya MSc ini berhasil mendapat pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKMPE) tahun 2019. Alat ini dilengkapi dengan dua buah sensor untuk melihat kualitas perairan. 

"Pada PKMPE ini kami menggunakan dua sensor yaitu suhu dan sensor warna untuk mengetahui fitoplankton. Jika ingin ditambah sensor yang lain seperti oksigen terlarut (dissolved oxygen/DO), kekeruhan, salinitas dan yang lainnya akan sangat memungkinkan. Hasil yang diperoleh berupa sebaran kualitas air yang direkam baik suhu ataupun fitoplankton dengan grid kerapatan data yang lebih rinci dengan lama perekaman data yang lebih ringkas,” ujarnya.(IR/Zul)