Penelitian Mahasiswa IPB University, Keju Ternyata Ampuh Cegah Karies Gigi

Tiga mahasiswa IPB University, Muhammad Muflih Fathulhuda, Cindy Caroline dan Shafwah Muthmainnah membuktikan bahwa keju terbukti bisa mencegah karies pada gigi. Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami masyarakat Indonesia.
Karies gigi disebabkan oleh bakteri yang memfermentasi sisa makanan (gula) menjadi senyawa asam yang dapat merusak gigi. Kondisi tersebut seringkali diakibatkan karena pola hidup masyarakat yang kurang peduli terhadap masalah kesehan gigi dan mulut. Menjaga kesehatan gigi menjadi penting dilakukan untuk mencegah terjadinya karies gigi.
“Sejauh ini, karies gigi dapat dicegah dengan menggosok gigi secara rutin menggunakan pasta gigi yang mengandung bahan kimia tertentu. Solusi ini masih belum efektif. Karenanya, kami mencoba menggali potensi senyawa yang terkandung dalam keju, yaitu kasein fosfopeptida,” ujar Muflih.
Ide penelitian ketiga mahasiswa ini berawal dari produk susu yang kini tengah digemari banyak orang dan dikenal memiliki manfaat yang baik bagi tubuh. Tren konsumsi keju di kalangan masyarakaat sendiri saat ini sedang mengalami peningkatan dan banyak digunakan sebagai ingredien pangan.
“Menurut beberapa literatur yang telah kami baca, senyawa kasein fosfopeptida, berpotensi digunakan sebagai pencegah karies gigi. Salah satu keunggulan keju terdapat dalam proses aging (pemeraman), dimana proses tersebut dapat meningkatkan kandungan senyawa kasein fosfopeptida. Sehingga apabila dibandingkan dengan produk turunan susu lainnya, keju memiliki kandungan kasein fosfopeptida yang lebih banyak,” terang Muflih.
Penelitian diawali dengan mengisolasi senyawa kasein fosfopeptida dalam keju. Kemudian dilakukan uji daya hambat terhadap Streptococcus mutans (S.mutans), yakni salah satu bakteri utama penyebab karies gigi.
”Hasil uji menunjukkan bahwa isolat kasein fosfopeptida yang kami peroleh dapat menghambat pertumbuhan S.mutans dengan diameter zona hambat yang lebih besar dibandingkan pasta gigi komersial yang kita gunakan sebagai kontrol positif,” tutur Muflih.
Lebih lanjut Muflih menerangkan, tahap selanjutnya adalah uji kekerasan gigi, yang dilakukan dengan cara mendemineralisasi dan meremineralisasi gigi. Menurut hipotesis kami, remineralisasi gigi menggunakan kasein fosfopeptida akan meningkatkan kandungan kalsium dalam gigi sehingga menghasilkan gigi yang lebih keras.
“Rencana kami, setelah ini kami akan publikasikan hasil penelitian ini pada jurnal. Jangka panjangnya, kami akan membuat produk dari senyawa kasein fosfopeptida yang dapat membantu menurunkan prevalensi karies gigi di Indonesia,” tutup Muflih.(Rizky/Zul)