Mahasiswa IPB University Deteksi Kadar Glukosa Pangan, Antisipasi bagi Penderita Diabetes

Mahasiswa IPB University Deteksi Kadar Glukosa Pangan, Antisipasi bagi Penderita Diabetes

mahasiswa-ipb-university-deteksi-kadar-glukosa-pangan-antisipasi-bagi-penderita-diabetes-news
Riset

Saat ini, diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia.  Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sampai tahun 2014 saja proporsi diabetes melitus di Indonesia mencapai 6,9 persen. Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Sehingga akibatnya, terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah.

Tubuh orang yang mengidap diabetes melitus tidak dapat menyekresi cukup insulin sehingga konsumsi pangan dengan kadar glukosa yang tinggi harus dihindari. Sayangnya, bagi penderita diabetes melitus hal ini dapat menjadi tantangan yang cukup sulit karena tidak semua makanan yang dikonsumsinya terdapat informasi kandungan kadar glukosa secara jelas.

Permasalahan inilah yang mendasari tiga mahasiswa IPB University melakukan penelitian mengenai mekanisme proses pendeteksian glukosa pangan dalam rangka mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Ketiga mahasiswa itu ialah Julius Sumitra, Dinda Rana Athaya dan Sharfina Listyawati yang berasal dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP), Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta).

“Sepengamatan kami, selama ini pendeteksian yang dilakukan bagi penderita diabetes adalah pendeteksian kadar glukosa darah. Belum ada media untuk pendeteksian glukosa pangan secara langsung. Sementara itu berbagai macam pangan non industri yang dijual di restoran, warung makan atau kios, tidak menyediakan informasi kandungan kadar glukosa pada makanannya,” ujar Julius.

Bagi penderita diabetes, kadar glukosa yang dikonsumi memang menjadi suatu hal yang harus diperhatikan. Banyak makanan yang secara ukuran kecil, tetapi memiliki kadar glukosa tinggi. Informasi yang jelas mengenai kadar glukosa pada tiap makanan yang akan dikonsumsi, tentu bisa membantu penderita diabetes untuk menjaga makanannya.

“Oleh karenanya, kami mencoba meneliti mekanisme pendeteksian glukosa pangan melalui reaksi enzimatis dan bio indikator rosela. Kami lakukan uji coba ke pati jagung dengan berbagai konsentrasi. Dengan mekanisme yang kami buat, hasilnya didapatkan glukosa bisa terdeteksi menggunakan kertas rosela. Hal ini dilihat dari perubahan warna pada kertas rosela tersebut,” tutur Julius.

Sampai saat ini, ketiganya memang masih fokus pada uji laboratorium agar mekanisme pendeteksian tersebut dapat berjalan secara sempurna. Namun demikian, Julius dan tim bertekad untuk terus melakukan penelitian lanjutan.

“Cita-cita kami ke depan pastinya bisa melanjutkan penelitian ini sampai ke tahap pembuatan test kit sehingga dapat digunakan secara praktis dan cepat oleh penderita diabetes,” tegas Julius.(Rizky/Zul)